Bisnis.com, JAKARTA-- Seminggu jelang elektronifikasi jalan tol pada 31 Oktober mendatang, pemerintah mengklaim penetrasi transaksi non tunai di jalan tol telah mencapai 88% secara rata-rata nasional.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menyatakan, tol di kawasan Jabodetabek memiliki capaian penetrasi tertinggi sebesar 92%, disusul tol non Jabodetabek sebesar 79% dan luar Jawa 74%.
"Penetrasi non tunai di jalan tol sudah 88% secara nasional per 20 Oktober lalu, secara peralatan 70% alatnya sudah untuk non tuni, sedangkan 30% hybrid, artinya bisa tunai dan non tunai," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (23/10).
Dalam rapat koordinasi bersama Bank Indonesia, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan perbankan lainnya, dia menyatakan masih ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti. Hal tersebut yaitu fasilitas top up yang perlu ditingkatkan dan juga penyediaan kartu elektronik.
Menurutnya, selain menambah fasilitas top up di gerbang tol, pihaknya juga menghimbau perbakan untuk menyediakan fasilitas top up di pom bensin. Dengan demikian, diharapkan dapat mempermudah pengguna jalan untuk melakukan pengisian ulang kartu elektroniknya.
"Kita himbau untuk adakan lokasi top up juga di pom bensin, karena mobil pasti lewat sana," ujarnya.
Herry menyebut sejauh ini, sejumlah ruas tol telah efektif memberlakukan 100% pembayaran non tunai. Beberapa di antaranya yaitu tol Bali Mandara, Bogor Ring Road, Surabaya-Gresik, dan JORR W1.
Adapun perbankan yang telah bergabung dalam program ini baru Bank Himbara (Mandiri, BNI, BRI, BTN) dan Bank BCA. Dalam waktu dekat, tiga bank lainnya akan segera bergabung yaitu Bank Mega, Nobu Bank, dan Bank DKI.