Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan murah Citilink Indonesia bekerja sama dengan Bank Mandiri meluncurkan uang elektronik Citilink sebanyak 3.000 unit.
Direktur Niaga Citilink Indonesia Andy Adrian mengatakan peluncuran uang elektronik e-Money dengan Bank Mandiri merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap program Bank Indonesia yaitu Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT).
“Prediksi kami Desember, [3.000 unit kartu] akan habis sih,” kata Andy di Jakarta pada Kamis (19/10/2017).
Dia menjelaskan bahwa kartu e-Money itu nantinya tidak hanya memberikan layanan untuk sejumlah fasilitas sosial saat ini, tetapi juga untuk kebutuhan pembayaran penerbangan misalnya untuk membeli tiket, membayar makanan di dalam pesawat, ataupun membayar bagasi. “Nanti per 10 November kita jual juga e-money di pesawat.”
Andy menyebut terobosan ini akan sangat eksklusif untuk penumpang dari nasabah Bank Mandiri. Meskipun begitu, Andy mengaku inovasi ini tidak akan banyak mendongkrak pendapatan perusahaan.
Ke depannya, Citilinik Indonesia juga membuka peluang kerja sama uang elektronik dengan bank lainnya, mengingat masih banyak uang elektronik jenis lain dari beberapa bank misalnya Brizzi dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) ataupun BNI Tapcash dari Bank Negara Indonesia (BNI). “Kami masih menunggu dulu sampai yang ini terbukti sukses, ya kami akan lakukan perluasan.”
Direktur Distributions PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hery Gunardi mengatakan saat ini 92%-95% transaksi nasabah Bank Mandiri menggunakan jaringan elektronik perbankan. Misalnya saja, pada Januari-Agustus 2017, Bank Mandiri mencatatkan 6 juta transaksi per hari dengan transaksi finansial harian Rp6,3 triliun.
“Channel elektronik yang paling sering digunakan nasabah adalah Mandiri ATM dengan frekuensi 3,6 juta transaksi per hari, dan finansial harian sebesar Rp3 triliun,” paparnya.
Hery mengatakan per Agustus lalu saja, jumlah uang elektronik berlogo e-Money telah diterbitkan mencapai lebih dari 10 juta keeping. Adapun total transaksi bulan itu mencapai 300 juta dengan nilai Rp3,4 triliun.