Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Bioskop di Indonesia Bakal Ditambah

Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menuturkan film di Indonesia saat ini sulit mendapat jumlah penonton yang tinggi. Dia mencontohkan, film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Bos yang sulit mendapat penonton di atas 7 juta penonton. Padahal menurutnya film ini seharusnya bisa mendapatkan jumlah penonton yang lebih tinggi
Gedung Bioskop
Gedung Bioskop

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menuturkan film di Indonesia saat ini sulit mendapat jumlah penonton yang tinggi. Dia mencontohkan, film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Bos yang sulit mendapat penonton di atas 7 juta penonton. Padahal menurutnya film ini seharusnya bisa mendapatkan jumlah penonton yang lebih tinggi

“Seperti film warkop, mentok di 6,8 juta. Film itu kan ada usianya lebih dari dua bulan basi, dua bulan pertama itu hot, setelah itu kan banyak juga masuk film-film dari holywood, film-film nasional juga datang. Kalau jumlahnya cuma 1200 layar, dan ini juga harus bagi-bagi dengan film lain, paling maksimal hanya 800 layar,” katanya beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan ke depan pihaknya akan berupaya menambah jumlah bioskop di Indonesia dengan berbagai investasi dari dalam dan luar negeri. Menurutnya dicabutnya film dari DNI (Daftar Negatif Investasi) melalui paket kebijakan ekonomi X yang dikeluarkan awal tahun lalu cukup membantu proses ini.

Saat ini, di Indonesia jumlah layar yang ada masih ini menurutnya tidak sebanding penduduk Indonesia saat ini. Dibandingkan beberapa negara lain di Asia, jumlah ini menunjukkan Indonesia masih tertingal dalam urusan jumlah bioskop. Beberapa investor asing diharapkan dapat membantu mendongkrak jumlah bioskop di Tanah Air.

“Kita saat ini masih under service, dari penduduk 250 juta Indonesia, hanya ada 1250 layar saat ini. Cina misalanya sekarang sudah punya 60000 atau 70000 layar di Cina. India yang juga akan masuk sini juga sudah punya 4000 layar di India selatan. Penonton Indonesia ini masih kekurangan layar, kita ingin dalam lima tahun ke depan bisa menggandakan jumlah yang sekarang ini.”

Selain berpengaruh pada jumlah bioskop perubahan DNI juga membuat industri film bisa lebih berkembang dengan beragam bentuk kerjasama dalam hal produksi. Triawan mencontohkan produksi film Wiro Sableng yang bisa bekerja sama dengan Fox International Pictures.

“Justru karena DNI dicabut, pelaku film Indonesia pun sudah mendapat lecutan, karena sudah banyak yang mulai masuk, wiro sableng itu misanya dengan Fox ya, kemudian juga ada beberapa film korea yang akan diproduksi di Indonesia, udah shooting di sini, saya dengar juga India akan masuk, co production, tapi membuat film Indonesia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper