Bisnis.com, JAKARTA-- Tingkat penetrasi transaksi non tunai di jalan tol mulai meningkat seiring dengan sosialisasi yang dilakukan pemerintah guna mengejar target 100% transaksi non tunai di jalan tol pada 31 Oktober mendatang.
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), penetrasi transaksi non tunai secara rata-rata nasional mencapai 70% per 4 Oktober, atau meningkat 20% dari tingkat penetrasi akhir September lalu yang mencapai 50%.
Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, bila dirinci lebih jauh, penetrasi terbesar transaksi non tunai berada di ruas tol Jabodetabek sebesar 78%, diikuti dengan jalan tol luar Jawa sebesar 61%, dan non jabodetabek sebesar 53%.
"Saya melihatnya positif, berarti kesadaran masyarakat meningkat. Perlaatan yang di lapangan juga berpengaruh. Sekarang tinggal teruskan bagaimana mengejar sisanya," ujarnya, Jumat (06/10).
Dia menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia,perbankan, serta badan usaha jalan tol untuk menambah jumlah reader kartu elektronik, maupun menambah jumlah kartu transaksi yang beredar di masyarakat.
Dia menilai masih ada beberapa hal yang menjadi tantangan yaitu mekanisme top up dan penambahan lokasi top up di wilayah jalan tol.
Baca Juga
Herry menambahkan, sejauh ini perbankan telah berkomitmen untuk menambah jumlah lokasi top up, seperti Bank BRI menambah 30 titik, BNI 37 titik, dan Mandiri 37 titik.
Sejauh ini, terdapat 13 lokasi top up yang tersebar di gerbang tol Cawang-Tangerang-Cengkareng, Jakarta-Tangerang, Jakarta-Cikampek, Ponsok Aren-Uljami dan Jagorawi.
Menurutnya, lokasi top tup terbaik hendaknya tidak berada di gardu tol karena akan menghambat arus lalu lintas, tetapi sebaiknya berada di area tempat istirahat maupun kantor cabang operator yang biasanya terletak sebelum gerbang masuk tol.