Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Infrastruktur Ungkit Indeks Daya Saing Indonesia

Berdasarkan laporan World Economic Forum, peringkat daya saing Indonesia secara global pada 2017-2018 menempati posisi ke-36 dari 137 negara, atau naik 5 tingkat dibanding periode sebelumnya pada posisi ke 41.
Kendaraan melintas di dekat proyek pembangunan light rail transit (LRT) di Jakarta, Selasa (12/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Kendaraan melintas di dekat proyek pembangunan light rail transit (LRT) di Jakarta, Selasa (12/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Masifnya pembangunan infrastruktur dinilai menjadi salah satu faktor naiknya indeks daya saing global Indonesia.

Berdasarkan laporan World Economic Forum, peringkat daya saing Indonesia secara global pada 2017-2018 menempati posisi ke-36 dari 137 negara, atau naik 5 tingkat dibanding periode sebelumnya pada posisi ke 41.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono menyatakan, peningkatan indeks daya saing global itu juga diikuti oleh peningkatan daya saing infrastruktur dari peringkat 60 menjadi 52 pada periode ini.

"Berarti itu salah satu kontribusinya karena pembangunan infrastruktur, dibuktikan dengan daya saing infrastruktur yang juga naik 8 peringkat. Alhamdulillah yang kami kerjakan bisa berkontribusi," ujarnya, Jumat (29/9/2017).

Menurutnya, infrastruktur yang menjadi penilaian dalam laporan tersebut mencakup lima sektor, di mana tiga di antaranya dikerjakan oleh Kementerian PUPR seperti jalan dan jembatan, air, dan perumahan.

Meski demikian, pihaknya mengaku masih memiliki pekerjaan rumah yang besar terkait mengatasi ketimpangan sosial melalui penyediaan infrastruktur.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah berupaya memeratakan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), pihaknya memetakan program pembangunan yang berbasis kebutuhan wilayah.

"Kita membangun perbatasan. Kalau di barat seperti Jawa dan Sumatera kan memang [sifatnya] peningkatan, tetapi kalau di timur kita membangun infrastruktur baru," ujarnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga berupaya mengurangi ketimpangan melalui program penataan kawasan kumuh seperti program Kota Tanpa Kumuh (KotaKu), rumah swadaya, dan lain lain.

"Program itu terus kita lakukan. Memang tidak murah, tetapi dengan anggaran yang ada kita maksimalkan," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Deandra Syarizka
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper