Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengatakan kenaikan suku bunga secara bertahap adalah pendekatan kebijakan yang paling tepat di tengah ketidakpastian inflasi.
Pernyataan tersebut memperkuat perkiraan bank sentral AS itu untuk satu kenaikan Fed Funds Rate lagi tahun ini.
"Akan menjadi tidak bijaksana untuk menahan kebijakan moneter sampai inflasi kembali ke level 2%. Namun, the Fed juga harus waspada jika bergerak terlalu lambat," kata Yellen di Cleveland, seperti dikutip Bloomberg.
Pejabat bank sentral AS tengah memantau kemajuan pada sasaran inflasi 2%, yang sebagian besar tidak tercapai selama lima tahun terakhir. Meskipun demikian, perkiraan kuartalan the Fed yang dirilis pekan lalu terus menunjukkan sebagian besar pejabat memproyeksikan kenaikan suku bunga tambahan tahun ini dan tiga kali lagi di tahun 2018.
Probabilitas kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan The Fed bulan Desember saat ini naik menjadi 70% dari 63% pada hari Senin.
"Yellen terdengar tegas dengan menanggap lesunya inflasi baru-baru ini sebagai 'istimewa' dan 'sementara.' Dia bersedia mempertimbangkan penjelasan alternatif, namun masih ragu-ragu," kata Carl Riccadonna, kepala ekonom AS di Bloomberg Intelligence.
"Risiko stabilitas keuangan juga jelas merupakan faktor pendorong utama," lanjutnya.
Yellen dalam pidato paling rinci mengenai risiko inflasi tahun ini menggambarkan tiga area ketidakpastian dalam prospek inflasi, di antaranya kekuatan pasar tenaga kerja, sejauh mana ekspektasi inflasi jangka panjang konsisten dengan sasaran inflasi, serta kekuatan fundamental yang mendorong inflasi.