Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Singapura berada pada laju terlemah sepanjang tahun 2017 pada bulan Agustus, sehingga menguji Otoritas Moneter Singapura menjelang keputusan kebijakan pertengahan tahun yang akan diumumkan pada Oktober.
Dilansir Bloomberg, Departemen Statistik Singapura mencatat indeks harga konsumen (IHK) Singapura pada Agustus naik 0,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan dan IHK Juli yang mencapai masing-masing 0,6% (yoy).
Adapun IHK inti yang dipantau bank sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS), yang tidak termasuk transportasi pribadi dan akomodasi, meningkat 1,4% dari Agustus tahun sebelumnya, atau lebih rendah dari perkiraan sebesar 1,6%.
MAS mempertahankan kebijakannya sejak April 2016, dan mengatakan pada pertemuan bulan April tahun ini bahwa mereka akan berpegang pada sikap netral untuk dalam jangka waktu yang cukup lama.
Sejak saat itu, para ekonom mengamati secara ketat setiap perubahan terhadap pernyataan tersebut dan juga memantau data yang mungkin memberi alasan kepada bank sentral untuk mempertimbangkan langkah-langkah pengetatan.
Walaupun ekonomi Singapura telah pulih, laju pendorong utamanya masih disebabkan oleh kenaikan ekspor, sedangkan belanja konsumen dan pasar tenaga kerja masih lemah.
"Secara keseluruhan, sumber inflasi dalam negeri tetap relative rendah," ungkap MAS dan Kementerian Perdagangan dan Industri dalam sebuah pernyataan bersama setelah rilis data inflasi, seperti dikutip Bloomberg.