Bisnis.com, JAKARTA – Harga rumah di Inggris pada bulan ini tumbuh dengan laju tahunan paling lambat dalam lebih dari lima tahun, akibat terbebani merosotnya nilai rumah di London.
Online real estate portal di Inggris, Rightmove Plc. melaporkan bahwa tingkat harga rumah yang ditawarkan naik hanya 1,1% pada September dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau turun dari 3,1% pada bulan Agustus.
Meski secara tradisional seharusnya terjadi kenaikan harga pada musim gugur setelah jeda pada musim panas, tahun ini tercatat penurunan month-on-month pertama pada bulan September.
Saat pertumbuhan harga rumah melambat sebagai respon terhadap pertumbuhan ekonomi yang lesu serta beban konsumen pasca pemungutan suara Brexit, pasar properti London mengalami pukulan terberat.
Prospek untuk harga rumah mengecil lebih lanjut pekan lalu ketika Bank of England (BoE) mengindikasikan dapat segera menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
“Harga rumah di London turun 3,2% dalam satu tahun terakhir, penurunan terbesar dekade ini sekaligus semakin menjauhi pertumbuhan di atas 20% yang dibukukan pada tahun 2014,” jelas Rightmove, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (18/9/2017).
Hasil tersebut sejalan dengan survei yang dibuat Royal Institution of Chartered Surveyors pekan lalu, dimana agen-agen real estat di London memberikan penilaian paling suram mereka sejak 2008.
Wilayah paling mahal di London mengalami penurunan terbesar, dengan Kensington dan Chelsea turun lebih dari 10% selama setahun terakhir. Sementara itu, Hammersmith dan Fulham mencatat penurunan sebesar 8%.
Penurunan tersebut sebagian diimbangi kenaikan di Hackney, Southwark, dan Bexley, sedangkan, secara nasional, wilayah timur laut yakni Yorkshire dan East Midlands juga mengalami kenaikan harga.
Di sisi lain, pertumbuhan yang lebih lambat menarik lebih banyak pembeli, dengan jumlah penjualan yang disepakati naik 4,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hal ini juga mengurangi beban konsumen Inggris, yang sedang bergulat dengan lambannya kenaikan upah serta inflasi yang lebih cepat pasca referendum Brexit.
Kenaikan harga rumah secara tahunan saat ini mencapai sekitar separuh tingkat pertumbuhan upah. Menurut Rightmove, ini akan memberi keringanan yang sangat dibutuhkan bagi para pembeli dari berkurangnya daya belanja.