Bisnis.com, JAKARTA—Pabrikan terlihat menurunkan volume impor bahan baku lantaran sudah menimbun ketersediaan bahan baku selepas libur Lebaran.
Badan Pusat Statistik mencatat penurunan nilai impor bahan baku sebesar 3,47% menjadi senilai US$10,07 miliar pada Agustus.
Direktur Statistik Distribusi BPS Anggoro Dwitjahyono menyatakan penurunan impor bahan baku tersebut mengindikasikan pabrikan telah menimbun pasokan bahan baku sejak bulan sebelumnya.
“Kalau dilihat trennya, lonjakan impor bahan baku pada bulan sebelumnya sangat signifikan. Penurunan kali ini menunjukkan industri sudah melalui fase stockpile bahan baku, maka pembeliannya sedikit berkurang,” ujarnya di Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Barang kategori bahan baku masih mendominasi keseluruhan komoditas impor, yaitu dengan komposisi mencapai 74,65% dari total nilai impor Agustus 2017 senilai US$13,49 miliar.
Sisanya sebanyak US$3,42 miliar merupakan nilai impor barang konsumsi dan barang modal. Nilai impor barang modal tercatat senilai US$2,2 miliar, atau mencapai 16,48% dari total impor. Sementara itu, nilai impor barang konsumsi mencapai US$1,2 miliar, atau sebesar 8,87% dari total impor.
Secara kumulatif, impor bahan baku year-to-date Januari—Agustus 2017 senilai US$75,12 miliar, naik 15,43% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016 senilai US$65,08 miliar.
“Kalau dilihat trennya secara bulanan memang terlihat sedikit menurun walau secara absolut nilainya masih cukup besar. Namun, sebenarnya kalau dilihat tahun berjalan, nilai impor bahan baku masih naik cukup signifikan.”
Pada kesempatan terpisah, Sekjen Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia Fajar Budiyono menyatakan produsen plastik sudah menumpuk ketersediaan bahan baku sejak Juli untuk mengantisipasi fluktuasi harga. Menurutnya, dua produk bahan baku plastik yang diborong tersebut merupakan ethylene dan polypropylene.
“Bahan baku plastik itu hampir semuanya impor. Biasanya industri juga cenderung memborong bahan baku begitu harganya sedang terkoreksi sebagai antisipasi kalau nanti kembali normal,” ujarnya.