Bisnis.com, JAKARTA - Hingga akhir Agustus 2017, PT Antam (Persero) Tbk.telah mengekspor bijih nikel kadar rendah 1,2 juta ton.
Selain mengekspor bijih nikel kadar rendah, Antam juga telah mengekspor bijih bauksit yang telah dicuci (washed bauxite) 275.000 ton. Adapun tujuan ekspor Antam adalah ke China.
"Saat ini ekspor atas kedua bijih tersebut ditujukan ke China," kata Sekretaris Perusahaan Antam Aprilandi H. Setia kepada Bisnis, Sabtu (16/9/2017).
Seperti diketahui, dalam Pasal 9 dan 10 Permen ESDM No. 5/2017, nikel dengan kadar kurang dari 1,7% dan bauksit yang telah dilakukan pencucian (washed bauxite) dengan kadar Al2O3 lebih dari atau sama dengan 42% digolongkan dalam mineral logam dengan kriteria khusus yang masih bisa diekspor.
Pemegang IUP Operasi Produksi nikel wajib memanfaatkan nikel kadar rendah tersebut minimal 30% dari total kapasitas input smelter yang dimiliki. Setelah terpenuhi, pemegang IUP bisa melakukan ekspor bijih nikel kadar rendah tersebut dalam jumlah tertentu selama lima tahun.
Pemegang IUP Operasi Produksi bauksit yang telah melakukan pencucian dan telah atau sedang membangun smelter bisa mengekspor komoditasnya maksimal lima tahun sejak peraturan ini terbit. Baik nikel maupun bauksit, akan dikenakan bea keluar apabila diekspor sebesar 10%.