Bisnis.com, JAKARTA – Perekonomian Jepang tumbuh lebih rendah dari perkiraan awal pemerintah pada kuartal kedua, terbebani oleh revisi belanja modal perusahaan.
Berdasarkan data Departemen Keuangan Jepang, produk domestik bruto (PDB) meningkat 2,5% pada kuartal kedua dibanding periode yang sama tahun lalu, lebih rendah dari perkiraan median ekonom sebesar 2,9%. Adapun dibanding kuartal sebelumnya, PDB naik 0,6%.
Sementara itu, belanja modal meningkat 0,5% pada kuartal kedua dari tiga bulan sebelumnya (QoQ), sedangkan konsumsi pribadi naik 0,8%.
Seperti dilansir Bloomberg, penurunan belanja modal swasta merupakan faktor terbesar dalam revisi pertumbuhan kuartal kedua Jepang. Data Kementerian Keuangan telah memperkirakan bahwa investasi bisnis akan terbukti jauh lebih lemah dari perkiraan sebelumnya.
Namun, Jepang telah mempertahankan ekspansi ekonomi selama enam kuartal berturut-turut, yang terpanjang sejak 2006, dan tampaknya terus melanjutkan tren.
"Sulit untuk melihat Jepang beralih ke pertumbuhan ekonomi yang digerakkan pasar domestic, namun jika permintaan eksternal mengalami penurunan besar, tingkat ekspansi moderat harus terus berlanjut," kata Atsushi Takeda, ekonom di Itochu Corp, seperti dikutip Bloomberg.
"Dari sisi permintaan eksternal, penguatan yen merupakan faktor risiko utama," lanjutnya.