Bisnis.com, JAKARTA- Adapun, wisman asal China masih mendominasi dengan kontribusi kunjungan ke Indonesia mencapai 15,88%, lalu diikuti oleh Australia 8,71%, Singapura 8,08%, Malaysia 6,99%, dan Jepang 3,61% pada Juli 2017.
“Pasar inbound Indonesia masih didominasi beberapa kawasan misalnya Asia Tenggara, Asia Timur, Eropa, dan Amerika Serikat. Dominasi China saat ini memang menjadi penopang bagi industri ini, tetapi pemerintah tidak boleh terpaku pada wisman asal China saja,” kata Ketua Umum Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar kepada Bisnis, Senin (4/9/2017).
Pasalnya, bertumpunya industri pariwisata kepada beberapa pasar saja menyebabkan struktur industri Indonesia menjadi rentan jika terjadi perlambatan ekonomi pada negara penyumbang kunjungan wisman terbesar.
Untuk itu, dunia usaha terus mencari peluang peningkatan kunjungan wisman di beberapa kawasan prospektif misalnya Asia Selatan, Timur Tengah, dan Eropa di luar Prancis, Jerman, serta Inggris.
Isu pemerataan juga masih melanda industri parwisata di sisi destinasi unggulang yang masih berkutat di Bali. Meski tren kunjungan mulai bergeser ke Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, tetap saja Bali masih menjadi magnet.
“Hal ini sudah diakali dengan menjadikan Bali sebagai hub destinasi pariwisata. Jadi paket wisata yang dibuat akan memasukkan Bali sebagai destinasi awal atau terakhir dari beberapa wilayah lainnya yang akan dikunjungi,” tuturnya.