Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jalur Puncak 2, Apa Kontribusi Pengembang Properti?

Pemerintah menginginkan supaya pengembang properti berkontribusi terhadap rencana pembangunan jalur Puncak 2 di Bogor, Jawa Barat karena keberadaan jalur tersebut nantinya akan menguntungkan mereka.
Arus Mudik Jalur Puncak Bogor Suasana kemacetan arus mudik di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (4/7/2016). Pada H-2 Lebaran, Volume kendaraan pemudik yang melintas di Jalur Selatan Puncak, menuju daerah lain di Jawa Barat seperti Cianjur, Bandung dan Tasikmalaya meningkat dan mengalami kemacetan parah di sejumlah titik./Antara
Arus Mudik Jalur Puncak Bogor Suasana kemacetan arus mudik di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (4/7/2016). Pada H-2 Lebaran, Volume kendaraan pemudik yang melintas di Jalur Selatan Puncak, menuju daerah lain di Jawa Barat seperti Cianjur, Bandung dan Tasikmalaya meningkat dan mengalami kemacetan parah di sejumlah titik./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menginginkan supaya pengembang properti berkontribusi terhadap rencana pembangunan jalur Puncak 2 di Bogor, Jawa Barat karena keberadaan jalur tersebut nantinya akan menguntungkan mereka.

Kontribusi dari pengembang tersebut antara lain bisa berupa penyerahan lahan yang terkena jalur pembangunan jalur secara sukarela.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan bahwa instansinya tengah melakukan kajian terhadap rencana pembangunan jalur Puncak 2.

Kajian secara sosial di jalur Puncak 2 ini dilakukan karena lahan yang akan digunakan tersebut merupakan tanah milik pengembang.

"Studinya, apa kontribusi pengembang terhadap pembangunan jalur ini. Kalau enggak, cuma dedicated ke pengembang. Jadi, salah, karena ruang publik dipake untuk itu," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (29/8/2017).

Menurutnya, para pengembang harus memiliki kontribusi apakah hanya berupa tanah yang akan digunakan untuk pembangunan jalur atau berupa yang lain.

"Tanah sudah diberi, kalau dibikin jalur kan akan naik berapa kali lipat nantinya. Kan enggak fair. Kami ingin cari fairness-nya," ucap Basoeki.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menuturkan, kajian jalur Puncak 2 tengah dilakukan agar tak merusak lingkungan dan tidak berbahaya.

Menurutnya, ada sejumlah pihak yang menyampaikan keberatan terhadap pembangunan jalur ini.

Pasalnya, jalur ini dinilai akan merusak dan mengubah rona alam dan tatanan air yang begitu besar. Pasalnya, apabila jalur ini selesai dibangun, tentu wilayah sekitar di jalur Puncak 2 akan berkembang secara pesat.

"Tatanan air ini menimbulkan banjir, tapi itu ada metode untuk menanggulanginya dengan peredam-peredam kecil di sekitar. Jadi, kami lagi pelajari itu," katanya.

Jalur Puncak 2, Apa Kontribusi Pengembang Properti?

PELEBARAN JALUR

Sementara untuk jalur Puncak 1 yang saat ini sering dilalui para wisatawan menuju Puncak akan dilakukan pelebaran jalur. Jalur akan diperlebar minimum 2 × 6 meter hingga 2 × 7 meter.

"Jadi, masing-masing ada empat lajur dua arah. Kami ngeplot sekarang persediaan lahannya. Bisa kami bebaskan atau tidak, tapi minimumnya 2 × 6 meter," ujarnya.

Selain melakukan pelebaran jalur, Arie menambahkan, pihaknya juga akan membuat kantong-kantong parkir seluas 2,5 hektare hingga 5 hektare agar dapat mengurangi kemacetan di jalur Puncak.

Kantong parkir tersebut dapat digunakan para pedagang maupun wisatawan yang beristirahat sejenak.

"Kemacetan di Puncak terjadi karena banyak kendaraan yang parkir di pinggir jalur. Kami buat kantong-kantong parkir. Pedagang ini akan kami carikan lokasi kantong parkir khusus dan ditata di situ lengkap dan bisa untuk tempat istirahat. Ada BUMN yang akan menyumbangkan tanahnya jadi kantong parkir ini," terangnya.

Saat ini, rencana pelebaran jalur dan pembuatan kantong parkir di jalur Puncak 1 tengah memasuki tahapan finalisasi desain.

Pelelangan dan konstruksi pelebaran jalur, serta pembuatan kantong parkir ditargetkan dapat dilakukan tahun ini. "Prosesnya 1 tahun sehingga tahun depan selesai."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper