Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja penjualan ritel Jepang tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi bulan lalu. Hal ini mengindikasikan lebih solidnya permintaan swasta seiring dengan meningkatnya pengeluaran rumah tangga.
Seperti dilansir Bloomberg, Rabu (30/8/2017), penjualan ritel negeri sakura naik 1,9% pada Juli 2017 dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Pencapaian tersebut lebih tinggi daripada prediksi para ekonom dengan kenaikan 1%. Adapun penjualan ritel pada bulan sebelumnya hanya tumbuh 0,2%.
Dibandingkan dengan Juni 2017, penjualan ritel naik 1,1%, juga lebih besar daripada prediksi kenaikan sebesar 0,3%.
Sementara itu, penjualan di sektor mal dan supermarket seperti yang telah diprediksikan turun 0,2% dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Menurut data kementerian ekonomi, perdagangan, dan industri Jepang, penjualan mobil, obat-obatan, dan kosmetik menjadi dua pendorong utama untuk pertumbuhan penjualan.
Penjualan mobil naik untuk bulan ke-12 berturut-turut (year-on-year), sedangkan penjualan kosmetik dan obat-obatan naik untuk bulan kesembilan berturut-turut.
Data ini muncul di tengah tanda-tanda perbaikan ekonomi yang berkembang bahkan saat inflasi tertinggal. Bank of Japan (BoJ) sebelumnya menyatakan bahwa konsumsi swasta telah meningkatkan ketahanannya, meski sejumlah ekonom berpendapat bahwa penguatan belanja konsumen tidak konsisten.
“Data itu menunjukkan konsumsi produk yang baik. Jumlah wisatawan meningkat, saya rasa ini mendukung penjualan ritel,” ujar Junichi Makino, kepala ekonom di SMBC Nikko Securities Inc.
"Cuaca di seluruh Jepang terasa sangat panas pada bulan Juli, sehingga saya rasa mendorong penjualan sejumlah barang, seperti bir dan pendingin ruangan," tambahnya.