Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian menargetkan produksi mobil listrik dapat mencapai 20% pada 2025. Sebelum mencapai target tersebut pemerintah akan menggenjot jumlah produksi kendaraan berjenis hibrid.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan pihak Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya untuk mendorong industri otomotif agar terus berinovasi melalui teknologi yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi. Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah kehadiran kendaraan listrik dan hibrid.
"Kita sedang bersiap untuk menanti kehadiran mobil listrik pada 2025. Pada tahun tersebut kendaraan [konvensional] akan dibatasi, populasi mobil listrik diharapkan mencapai 20% dari jumlah produksi," kata Airlangga, Senin (28/8/2017).
Menurutnya, industri otomotif saat ini sedang dalam masa transisi dari mesin pencetus api konvensional menjadi mobil listrik. Regulasi di beberapa negara sudah semakin ketat mengenai pencemaran udara yang dihasilkan oleh mesin konvensional sehingga para produsen kendaraan sedang mempersiapkan segala inovasinya.
"Sebelum ke mobil full listrik diterapkan, industri otomotif nasional akan didorong untuk segera beralih ke jenis kendaraan hibrid," imbuhnya.
Kendaraan hibrid adalah gabungan dari teknologi mesin konvensional yang memiliki sumber energi minyak dan listrik. Konsumsi bahan bakar kendaraan berjenis hibrid dinilai lebih ekonomis dengan takaran sekitar satu liter untuk dapat melaju sejauh 40 kilometer.
"Tentu ke depannya kita lihat seberapa besar teknologi [mobil listrik] akan berkembang. Hal ini karena selain mobil listrik yang berkembang, teknologi lain seperti fuel cell juga sedang menjadi fokus utama," imbuhnya.
Dia menambahkan mobil listrik rencananya akan segera diproduksi setelah pembahasan dengan Kementerian Keuangan. Kemenperin juga sedang berupaya untuk menekan tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) dan bea impor sehingga kendaraan ini lebih murah dibandingkan dengan mobil mewah dengan mesin konvensional.