Bisnis.com, JAKARTA — Zak World of Facades Ke-32 akan diselenggarakan di Jakarta, Indonesia, pada 24 Agustus yang akan dihadiri oleh pemangku kepentingan antara lain di sektor konstruksi dan bangunan.
Direktur Utama Zak Exhibitions & Conferences Syed Zakir Ahmed mengatakan bahwa konferensi ini akan mendiskusikan berkaitan denganevolusi rancangan fasad bangunan, kaca beperforma tinggi untuk fasad bangunan, fasad bangunan yang berkelanjutan, kode energi, serta peringkat untuk fasad bangunan.
"Selain itu, [akan didiskusikan] mitigasi kebakaran melalui rancangan fasad bangunan, fasad bangunan dengan efisiensi tinggi serta biaya efektif, manajemen proses fasad bangunan serta akan memeriksa berbagai dimensi, inovasi dan kecenderungan nonkonvensional dari industri di Indonesia dibandingkan dengan peningkatan global," tuturnya melalui siaran pers, Sabtu (19/8/2017).
Fasad bangunan dipandang penting sebagai aspek yang membantu keseluruhan struktur bangunan dan menjadi lebih responsif terhadap lingkungan serta hemat energi.
Fasad bangunan pada dasarnya melindungi gedung dari gangguan luar, seperti cuaca buruk, hujan, angin, polusi, dan panas.
Zak World of Facades adalah serangkaian konferensi internasional mengenai desain fasad dan enjinering yang telah menarik lebih dari 10.000 delegasi di 31 konferensi yang telah dilaksanakan.
Baca Juga
Konferensi Zak World of Facades, lanjut Zakir, menjadi acuan kebijakan bagi solusi cerdas, penggunaan efektif dan efisien dari sumber daya yang tersedia, menemukan solusi bagi masalah terkait keselamatan kebakaran dan konstruksi bangunan hijau di Indonesia serta memberi dorongan pada bisnis konstruksi fasad bangunan hijau dengan melibatkan pengambil keputusan yang tepat.
Zakir mengemukakan bahwa Zak World of Facades akan dihadiri oleh perwakilan dari para arsitek terkemuka, konsultan fasad bangunan, para pengembang, pejabat pemerintah, PMC, kontraktor utama, sustainability consultants, fire consultants, kontraktor fasad bangunan, konsultan biaya, glass processors & structural consultants, dan sebagainya.
Perusahaan yang terlibat dalam konferensi tersebut antara lain, AirmasAsri, PDW Architects, Meinhardt Façade Technology, Aedas, Denton Corker Marshall Architects, Archimetric, AirkonPratama, Farpoint Prima, PTI Architects, Paul Adam Facades, Hong Kong Land, Turner, SinarmasLand, Arup dan Inhabit Group.
Menurut Zakir, saat ini industri konstruksi berkembang pesat di Indonesia dengan pertumbuhan diperkirakan rata-rata mencapai 6,90% per tahun antara 2017 dan 2021.
Data yang dikutip dari Dutch Green Building Councils, tercatat ada lebih dari 4 juta bangunan di Indonesia dan 1.227 bangunan tersebut ada di Jakarta.
"Akan tetapi, hanya 140 bangunan yang memiliki sertifikasi bangunan hijau dari jumlah gedung yang ada," ujarnya.
Hal ini tentunya mendorong pemerintah dan pelaku bisnis usaha konstruksi untuk lebih memperhatikan pembangunan gedung terutama fasad bangunan.
Terlebih Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah mengeluarkan peraturan Menteri PUPR No. 02/PRT/M/2015 yang isinya mewajibkan setiap pembangunan baru, gedung gedung pemerintahan menerapkan prinsip bangunan hijau.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari terbitnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/2012, yang merupakan upaya untuk menurunkan tingkat konsumsi energi karena pemerintah telah mencanangkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2020 dengan membuat peraturan yang lebih tegas bagi industri konstruksi yang diharapkan untuk meningkatkan konstruksi berkelanjutan di kawasan ini.