Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan mendorong mobil listrik masuk ke Indonesia untuk mendukung pengalihan konsumsi energi fosil ke energi ramah lingkungan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Ignasius Jonan mengatakan, pengembangan mobil listrik menjadi prioritas dan dimasukkan dalam perhitungan pemerintah, mengikuti perkembangan global, terutama dalam menjawab isu perubahan iklim dan lingkungan.
"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden itu, kita sudah harus mulai mengadopsi kehadiran mobil listrik di jalan-jalan raya di Indonesia. Misalnya Prancis itu sudah melarang mobil non listrik di jalan raya pada tahun 2040. Inggris juga sama. Indonesia akan menerapkan hal yang sama," kata Jonan melalui siaran pers, Senin (7/8).
Jonan memaparkan, kehadiran mobil listrik mempunyai tiga keuntungan pertama mengurangi emisi gas buang, kedua membuat udara lebih bersih dan pengendaea mempunyai pilihan apakah tetap menggunakan mobil berbahan hydrocarbon atau menggunakan listrik. "Kalau menurut saya menggunakan mobil listrik emisinya nol, polusinya tidak ada."
Menurutnya, Indonesia sudah siap dan untuk mengisi daya listrik ke dalam battery ada beberapa alternatif misalnya menukar battery yang kosong dengan battery yang terisi penuh di SPBU-SPBU seperti pemakaian tabung LPG 3 kg.
Untuk mempercepat masuknya mobil listrik di jalan-jalan raya Indonesia beberapa alternatif dapat dilakukan misalnya dengan membebaskan pajak bea masuk.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mendorong pengembangan industri mobil listrik di Indonesia dengan mendukung agar regulasi mengenai mobil listrik segera dibentuk.
"Untuk mobil listrik semoga regulasinya segera dibuka, kita menunggu dikeluarkan Perpres (tentang mobil listrik) dalam waktu dekat," ujar Arcandra.
Menurut Arcandra, pembahasan mengenai mobil listrik ini akan dikaji Pemerintah lebih dalam, satu persatu. Dia berharap jangan sampai suatu saat di dunia lain sudah berkembang pemakaian mobil listrik, sementara Indonesia jauh tertinggal. Kementerian ESDM, kata Arcandra, akan mendorong dalam menstimulasi industri mobil listrik.
"Dari sisi sektor ESDM kita melihat dari sisi teknologi misalnya baterai, baterai ini menjadi sensitif di mobil listrik, ada ide yang berkembang seperti di SPBU nanti bila baterainya habis diganti dengan yang baru jadi tinggal masuk," ungkapnya.