Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menertibkan bangunan di sekitar Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, guna melakukan pengembangan seiring dengan bertumbuhnya pengguna moda transportasi berbasis rel menuju Jakarta.
Senior Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta Suprapto mengatakan saat ini animo masyarakat menggunakan moda transportasi berbasis rel tumbuh signifikan sejak beroperasinya kereta rel listrik (KRL) Commuter Line hingga Stasiun Rangkasbitung.
“Penertiban ini dilaksanakan dalam rangka pengembangan Stasiun Rangkasbitung. Sejak perjalanan KRL sampai ke Stasiun Rangkasbitung, animo masyarakat menggunakan jasa angkutan kereta api terus meningkat,” kata Suprapto di Jakarta pada Kamis (3/8/2017).
Dia mengungkapkan pada hari-hari biasa jumlah penumpang yang melakukan perjalanan ke Jakarta dengan moda transportasi berbasis rel itu mencapai 15.000 orang setiap hari. Padahal, sebelumnya, jumlah penumpang kereta menuju Jakarta hanya 6.000 orang per hari.
Jumlah penumpang kereta api menuju Jakarta, lanjutnya, bahkan bisa mencapai 25.000 orang setiap hari pada saat week end sejak adanya KRL Commuter Line. “Hal ini lah yang mendasari kegiatan penertiban.”
Dia mengungkapkan jumlah bangunan yang ditertibkan dalam rangka pengembangan Stasiun Rangkasbitung mencapai 105 bangunan dengan luas lahan 9.449 m2.
Lahan seluas 9.449 m2 yang ditertibkan tersebut, tuturnya, akan digunakan untuk pembangunan berbagai fasilitas pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimum angkutan orang dengan transportasi kereta yang diatur dalam Peraturan Menteri (PM) No. 48/2015.
Dia mencontohkan fasilitas-fasilitas yang dibangun yakni lahan parkir, perluasan toilet, mushola, ruang ibu menyusui, ruang loket, ruang tunggu penumpang, dan fasilitas lainnya.
Dengan terbangunnya berbagai layanan fasilitas tersebut, PT KAI berharap kenyamanan para pengguna jasa angkutan kereta di Rangkasbitung meningkat.
Oleh karena itu, tambahnya, pihaknya akan membuat perencanaan detail engineering design (DED) pengembangan Stasiun Rangkasbitung setelah pembebasan lahan selesai. “Rencana awal pembebasan lahan dulu. Setelah lahannya clean and clear, baru dibuatkan perencanaan DED-nya.”
Dalam melakukan penertiban, tutur Suprapto, perusahaan dibantu unsur kewilayahan dengan jumlah total petugas yang dilibatkan sebanyak 200 personil.
KRL Commuter Line beroperasi penuh hingga Stasiun Rangkasbitung pada 1 April 2017 dengan relasi Stasiun Tanah Abang - Stasiun Rangkasbitung.
Jumlah perjalanan KRL Commuter Line pada relasi Stasiun Tanah Abang - Stasiun Rangkasbitung mencapai 16 perjalanan pulang pergi setiap hari.
Tarif yang dikenakan terhadap masyarakat pengguna KRL Commuter Line pada relasi Stasiun Tanah Abang-Rangkasbitung menggunakan tarif progresif berdasarkan jarak tempuh sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
Mekanisme penetapan tarif KRL yang berlaku saat ini adalah 25 kilometer pertama sebesar Rp3.000 dan untuk 10 km berikutnya dan kelipatan adalah Rp.1.000.
Dengan jarak Rangkasbitung - Tanah Abang sejauh 72,7 km, masyarakat yang ingin menuju langsung ke Stasiun Rangkasbitung dari Tanah Abang atau sebaliknya hanya perlu merogoh kocek Rp8.000.