Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan energi panas bumi diharapkan untuk memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kelistrikan di Indonesia.
Saat ini, pembangkit listrik panas bumi (PLTP) yang sudah Commercial Operation Date (COD) atau on stream lebih kurang 1.700 megawatt. Menurutnya, capaian itu masih kecil sekali dari potensi energi sebesar 29.000 MW.
Kementerian ESDM akan terus mendorong Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang sudah berproduksi untuk mencapai hal tersebut dan mewujudkan program 35.000 mw.
"Pemerintah tetap mempertimbangkan harga keekonomian yang adil untuk masyarakat sebagai konsumen tenaga listrik, maupun juga bagi produsen," kata Jonan, Rabu (2/8).
Jonan pun berharap adanya dukungan dari sektor dan stakeholder lain, antara lain dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian untuk mereduksi bea masuk dan pajak lain yang digunakan untuk pengembangan EBT, khususnya untuk sektor panas bumi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan terus mendorong pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sesuai dengan komitmen Pemerintah Republik Indonesia (RI) pada COP 21 di Paris, Desember 2015.
Seperti diketahui, pemerintah menargetkan terwujudnya sasaran bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025. Potensi panas bumi Indonesia mencapai 28.579 MW yang terdiri dari total cadangan sebesar 17.506 MW dan sumber daya sebesar 11.073 MW.