Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HUT KE-127: Perjalanan ke Level Dunia Bio Farma

Pada Agustus tahun ini, Bio Farma menginjak usia ke-127 tahun. Dari pondasi pertama pendirian produsen bertarikh 6 Agustus 1890 hingga saat ini, kiprah perusahaan vaksin milik negara itu telah merambah ke level internasional.
Aktivitas peneliti di Laboratorium Riset dan Pengembangan di Gedung PT Bio Farma (Persero), di Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/7). /Antara
Aktivitas peneliti di Laboratorium Riset dan Pengembangan di Gedung PT Bio Farma (Persero), di Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/7). /Antara

Bisnis.com, BANDUNG- Pada Agustus tahun ini, Bio Farma menginjak usia ke-127 tahun. Dari pondasi pertama pendirian produsen bertarikh 6 Agustus 1890 hingga saat ini, kiprah perusahaan vaksin milik negara itu telah merambah ke level internasional.

Saat ini, masyarakat telah akrab dengan vaksin. Mulai dari polio hingga pentabio. Begitu pun terkait dengan penggunaan serum, mulai dari antibisa hingga antisera.

Ratusan juta manusia Indonesia telah menerima manfaat dari Bio Farma sebagai produsen produk-produk tersebut. Negara seperti menggantungkan harapan besar terhadap kemajuan perusahaan yang kini berpusat di wilayah Pasteur, Bandung, Jawa Barat itu.

Dengan pengalaman selaku produsen vaksin selama lebih dari seabad, Bio Farma memasuki gelanggang persaingan yang lebih luas, pasar internasional. Tiap tahun, perusahaan pelat merah itu membidik tambahan pasar ekspor.

Hingga saat ini, lebih dari 130 negara telah menggunakan produk Bio Farma. Tak heran, Bio Farma merupakan produsen vaksin terbesar level Asia Tenggara dengan kapasitas produksi mencapai 3,2 miliar dosis per tahun.

Boleh dikatakan produk Bio Farma telah mengitari seluruh belahan bumi. Sebagai catatan, perusahaan ikut berperan dalam menekan jumlah kasus penyakit polio di dunia.

Dari catatan statistik, dalam rentang waktu hampir tiga dekade, kasus polio yang semula berjumlah 350.000, berkurang 99% hingga menyisakan 74 kasus pada 2015. Keberhasilan tersebut melambungkan nama Bio Farma selaku produsen yang menggarap dua pertiga dari kebutuhan vaksin polio dunia.

Waktu berlalu, rintangan dan tantangan menyertai kinerja Bio Farma. Meski terhitung sebagai salah satu pionir vaksin di Asia, perusahaan harus selalu memacu pengembangan produk lewat berbagai penelitian.

Saat ini saja, banyak produsen vaksin asing yang telah bermunculan dan menawarkan beragam produk mutakhir. Lewat modal besar untuk mendongkrak penelitian, para pemain global tersebut menciptakan persaingan ketat di pasar ekspor.

Selain itu, para pemain global itu pun melirik pasar gemuk seperti Indonesia. Dengan jumlah populasi dan perkiraan bonus demografi, Indonesia merupakan pasar potensial bagi para pelaku bisnis manapun.

Catatan ini pun tergambarkan dalam kinerja keuangan Bio Farma pada tahun lalu. Bio Farma mengemas nilai penjualan sebesar Rp2,315 triliun dengan raihan laba Rp501,04 miliar. Negara selaku pemegang saham perusahaan, selain mendapat jatah laba tersebut, juga terbantu dalam pemenuhan vaksin di dalam negeri.

Satu-satunya langkah yang harus dilakoni perusahaan adalah mengembangkan produk dan memperkuat rantai bisnis. Strategi itu pun digantungkan di pundak direksi baru yang memegang kemudi perusahaan ke depan.

Pelaksana Tugas Direktur Utama Bio Farma Juliman mengakui tantangan berat tersebut. Menurutnya, kunci membuka pintu kesuksesan perusahaan dalam waktu mendatang adalah pembenahan internal serta penguatan riset.

Terbukti, pada tahun lalu, misalnya, Bio Farma menggelontorkan dana sebesar Rp385,48 miliar untuk pembangunan pabrik, melesat dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp243,36 miliar. Langkah maju lainnya adalah menggalang pembentukan forum riset.

Persaingan industri farmasi dewasa ini, menurut Juliman, menggoyang posisi nyaman perusahaan mana pun. Oleh karena itu, Bio Farma didorong untuk menggali kembali gagasan inovasi dan pengembangan produk.

“Jangan sampai merasa nyaman dengan tidak adanya kompetitor, karena Bio Farma relatif supply 100%,” tegasnya, kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bisnis Indonesia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper