Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia mendorong adanya imbal dagang dengan Nigeria guna mengurangi defisit perdagangan dengan negara itu.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo mengungkapkan Menteri Perdagangan Indonesia dan Nigeria telah sepakat untuk meningkatkan perdagangan bilateral. Keduanya akan membahas penggunaan skema imbal dagang.
Iman menjelaskan saat ini defisit Indonesia terhadap Nigeria cukup tinggi. Pasalnya, Indonesia mendatangkan komoditas minyak dari negara tersebut.
“Dengan sistem imbal dagang jadi Indonesia beli minyak sekian lalu dibayar dengan komoditas juga,” paparnya di Jakarta, Senin (31/7).
Dia menyebut salah satu produk yang potensial menggunakan skema dagang tersebut adalah minyak sawit. Negara itu dinilainya membutuhkan banyak pasokan dari Indonesia.
“Ini akan dibicarakan lebih lanjut produk apa saja yang mereka butuhkan,” imbuhnya.
Baca Juga
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman sebelumnya mengungkapkan ekspor ke Nigeria sudah mulai berjalan. Namun, menurutnya transaksi yang ada masih sangat kecil.
Dia menjelaskan terdapat beberapa komoditas yang telah di ekspor ke wilayah Afrika seperti kopi, permen, biskuit, dan bumbu.
“Ekspor sudah jalan meskipun belum besar. Saat ini masih menghadapi kendala terutama karena bea masuk masih tinggi,” kata Adhi.
Total perdagangan Indonesia dan Nigeria berada dalam tren negatif pada rentang 2012—2016. Nilai transaksi yang berhasil dicatatkan keduanya terus mengalami penurunan dari US$3,18 miliar pada 2012 menjadi US$1,59 miliar tahun lalu.