Bisnis.com, JAKARTA - Kereta Rel Listrik Commuter Line rute Bekasi - Cikarang (Jawa Barat) paling cepat dioperasikan pada September 2017 dengan konsep beberapa fasilitas prasarana bersifat sementara.
Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan Kereta Rel Listrik Commuter Line rute Bekasi - Cikarang akan dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) sebagai operator, paling cepat pada September 2017 meskipun beberapa fasilitas prasarana di peron belum memadai seluruhnya.
Salah satu fasilitas prasarana penunjang di peron yang masih harus diatasi, ungkapnya, adalah perbedaan tinggi peron dengan sarana KRL Commuter Line.
"Kereta Rel Listrik Commuter Line [rute Bekasi – Cikarang] akan beroperasi paling cepat September," kata Zulfikri di Jakarta pada Jumat (28/7/2017).
Meskipun beberapa fasilitas prasarana yang dioperasikan masih akan bersifat sementara, dia menambahkan, prasarana-prasarana tersebut tetap harus sudah melalui uji keselamatan atau safety assesment.
Menurutnya, keselamatan dalam operasional KRL Commuter Line merupakan hal utama yang harus terpenuhi.
Oleh karena itu, ungkapnya, uji keselamatan atau safety assesment terhadap fasilitas prasarana KRL Commuter Line pada rute Bekasi-Cikarang ditargetkan sudah mulai dilakukan pada minggu depan.
Menurutnya, safety assesment terhadap prasarana KRL Commuter Line membutuhkan waktu satu minggu jika sudah benar-benar siap. "Target minggu depan sudah mulai safety assesment."
Dia menuturkan pemerintah menginginkan operasional KRL Commuter Line meskipun beberapa fasilitas prasarana belum memadai lantaran permintaan masyarakat terhadap moda transportasi berbasis rel tersebut cukup tinggi.
Pada tahap awal, ungkapnya KRL Commuter Line yang akan beroperasi hingga Stasiun Cikarang, Kabupaten Bekasi mencapai 10 perjalanan kereta api pulang-pergi rute Jakarta Kota - Cikarang.
KRL Commuter Line yang akan beroperasi tersebut, dia mengatakan konsepnya adalah memindahkan para penumpang kereta api lokal relasi Tanjung Priok - Purwakarta.
Hadi S. Legowo, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jakarta dan Banten Kementerian Perhubungan, mengatakan uji keselamatan tersebut meliputi fasilitas operasi seperti Listrik Aliran Atas (LAA).
Kemudian, prasarana seperti track dan jembatan juga akan diperiksa dalam uji keselamatan sebelum KRL Commuter Line dapat beroperasi.
Hadi melanjutkan KRL Commuter Line dapat dioperasikan jika kesemuanya sudah lolos safety assesment.
Sementara itu, VP Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa mengatakan, pihaknya sudah siap mengoperasikan KRL Commuter Line hingga Cikarang dengan KRL relasi Jakarta Kota - Bekasi.
Dia menuturkan tarif yang akan dikenakan kepada penumpang KRL Commuter Line relasi Jakarta Kota - Cikarang sebesar Rp5.000 per penumpang mengingat jaraknya mencapai 43,979 kilometer.
Adapun mengenai volume jumlah penumpang KRL hingga Cikarang, dia mengatakan, tergantung pada total perjalanan.
Hanya saja, ungkapnya, rata-rata penumpang KRL Commuter Line lintas Bekasi - Jakarta Kota berada pada kisaran 75.000 - 95.000 orang per hari.
Sementara jumlah penumpang KA Lokal rute Tanjung Priok - Purwakarta tercatat di Srasiun Tambun sekitar1.000-1.300 penumpang pada hari kerja dan 700 - 800 penumpang pada hari libur.
Kemudian, jumlah penumpang KA Lokal dengan rute yang sama di Stasiun Cikarang mencapai 650 penumpang pada hari kerja dan 900-1.000 penumpang pada hari libur.
Dia mengatakan, KRL Commuter Line hingga Cikarang akan membuat bangkitan jumlah pengguna KRL baru seperti yang terjadi pada KRL hingga Rangkasbitung (Banten).