Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 3 Lembaga Bantu Atasi Penurunan Permukaan Tanah DKI

Pemerintah menggandeng Japan International Cooperation Agency dalam mengatasi penurunan permukaan tanah di Jakarta.

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menggandeng Japan International Cooperation Agency dalam mengatasi penurunan permukaan tanah di Jakarta.

Selain Jepang, pemerintah juga telah menggandeng Korea International Cooperation Agency (Koica), Korea Selatan, serta Ministry of Infrastructure and Environment, Belanda untuk keperluan yang sama.

Direkur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Perkerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Iman Santoso mengatakan bahwa Indonesia menggandeng Jepang karena negara itu berpengalaman mengatasi penurunan laju permukaan tanah.

Sebelumnya, Jepang berhasil membantu mengatasi laju penurunan permukaan tanah di Thailand.

"Kerja sama dengan Jepang dalam bentuk mengirimkan konsultan ahli mereka ke Indonesia untuk menghambat laju penurunan tanah di Jakarta," ujar Iman, Kamis (27/7/2017).

Nantinya Jepang akan membantu melakukan pemantauan wilayah mana saja di Jakarta yang mengalami laju penurunan permukaan tanah yang parah.

Ini 3 Lembaga Bantu Atasi Penurunan Permukaan Tanah DKI

Imam menuturkan bahwa terdapat tiga faktor penyebab terjadinya penurunan permukaan tanah. Ketiganya adalah beban berlebihan akibat pembangunan gedung, pemadatan tanah, dan pengambilan air tanah.

"Kalau air tanah diambil secara berlebihan, akan terjadi rongga dan itu akan menyebabkan [permukaan tanah] turun."

Penurunan tanah yang terjadi setiap tahun di Jakarta diakibatnya masih banyaknya perkantoran maupun permukiman yang menggunakan air tanah.

Catatan penurunan permukaan tanah tersebut berasal dari patok penanda yang dipasang di daerah Pluit, Jakarta Utara. Pluit juga menjadi wilayah yang mengalami penurunan permukaan tanah.

Pesatnya pembangunan di Pluit turut memberi dampak buruk bagi permukaan tanah itu sendiri yakni membuat permukaan tanah semakin turun.

"Kalau tidak disetop, Jakarta tenggelam karena air masuk. Bayangkan saja kalau tahun 2030, berarti 10 tahun hampir 1,20 meter! Hampir di Monas banjirnya," kata Iman.

Dalam kesempatan yang sama, Senior Representative JICA Indonesia Office Tetsuya Harada menuturkan bahwa Jepang pernah mengalami persoalan serupa yang terjadi di Tokyo akibat laju pertumbuhan ekonomi yang cepat.

"Sejak Jepang memperkenalkan peraturan tentang pengamanan sumber air alternatif untuk perindustrian dan peraturan tentang penggunaan air bersih, Jepang berhasil menekan laju penurunan tanah sejak 1970-an," ujarnya.

Menurutnya, Jepang memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia seperti kondisi sosial, bentuk sungai, serta saluran drainase.

Tetsuya berharap agar melalui kerja sama dalam bentuk hibah konsultasi teknik, hal itu dapat membantu memperlambat laju penurunan permukaan tanah di Jakarta.

"Tim ahli kami akan bekerja selama 3 tahun. Hasil kajian yang dilakukan akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai bahan kajian untuk pengambilan keputusan. Kami akan mulai kirimkan tim sekitar September [2017]," tutur Tetsuya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper