Bisnis.com, JAKARTA -- PT KAI Commuter Jabodetabek menargetkan seluruh underpass yang masih dibangun di lima stasiun oleh perusahaan dapat melayani pengguna Kereta Rel Listrik Commuter Line pada awal September 2017.
Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Muhammad Nurul Fadhila mengatakan, saat ini progres pekerjaan underpass atau terowongan penyeberangan orang di lima stasiun yang sedang dibangun sudah mencapai 85%.
Saat ini, ungkapnya, pembangunan keseluruhan underpass di lima stasiun tersebut tinggal tahap penyelesaian akhir.
Secara keseluruhan, paparnya, perusahaan mengerjakan pembangunan underpass di enam stasiun KRL Commuter Line sejak akhir 2016 silam. Stasiun-stasiun tersebut, yakni Stasiun Tebet, Cilebut, Bojong Gede, Citayam, Pondok Ranji, dan Stasiun Sudimara.
“Untuk 8 underpass yang sedang dibangun di lima stasiun lainnya, PT KCJ menargetkan seluruhnya telah siap melayani pengguna pada awal September mendatang,” kata Fadhila, Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Pembangunan underpass di enam stasiun KRL Commuter Line tersebut, dia menejlaskan guna meningkatkan keamanan dan keselamatan para pengguna jasa moda transportasi berbasis rel listrik saat berpindah peron ketika masuk dan keluar stasiun.
Baca Juga
Dari enam stasiun yang ada pekerjaan pembangunan underpass, dia mengungkapkan, pihaknya telah menyelesaikan dan mengoperasikan terowongan penyeberangan orang di Stasiun Tebet pada 24 Juli 2017.
Terowongan dengan kedalaman 2,5 meter di bawah jalan rel dengan panjang 10 meter dan lebar 5 meter di Stasiun Tebet tersebut, dia meyakini dapat mempermudah pengguna KRL Commuter Line ketika akan menyeberangi peron di Stasiun Tebet.
Stasiun Tebet
Tak hanya itu, lanjutnya, underpass Stasiun Tebet juga dilengkapi dua tangga dengan panjang 11,8 meter dan lebar 4 meter di peron jalur 1 atau peron yang mengarah ke Casablanka.
Kemudian, dilengkapi dengan tangga sepanjang 23 meter dan lebar 2 meter di peron jalur 2 atau peron yang mengarah ke Kampung Melayu.
“Underpass ini dapat menjadi solusi yang mengedepankan keamanan dan keselamatan untuk berpindah antar peron di tengah jumlah pengguna yang terus bertambah di Stasiun Tebet,” katanya.
Saat ini, jelasnya, pengguna KRL Commuter Line di Stasiun Tebet setiap harinya rata-rata mencapai 32.000 pengguna. Jumlah tersebut, lanjutnya, mengalami peningkatan sekitar 25% dibandingkan dengan 2016 yang hanya mencapai 25.000 pengguna setiap hari.
Percontohan
Terkait Stasiun Tebet, dia melanjutkan, stasiun tersebut juga merupakan salah satu stasiun yang akan menjadi percontohan integrasi berbagai moda transportasi publik.
Guna mendukung percontohan integrasi berbagai moda transportasi publik, Pada 2016 perlintasan sebidang di dekat stasiun telah ditutup. Juga telah terbangun halte feeder Bus Transjakarta di dekat stasiun.
“Kehadiran underpass ini merupakan tahap selanjutnya dari pengembangan Stasiun Tebet yang selanjutnya akan diikuti dengan perluasan hall serta penambahan lokasi keluar masuk pengguna KRL dari satu area menjadi tiga area untuk mengakomodir integrasi antarmoda secara fisik di Stasiun Tebet,” ungkapnya.