Bisnis.com, JAKARTA – Enam perusahaan global yang beroperasi di Tanah Air mengenalkan pendekatan Circular Economy untuk mengelola sampah plastik yang saat ini volumenya sangat mengkhawatirkan. Rumah tangga perkotaan Indonesia diprediksi menghasilkan 175.000 ton sampah plastik kresek per hari.
Circular Economy yaitu penggunaan material yang didesain secara strategis untuk terus bersifat restoratif dan generatif. Di Belanda, pendekatan Circular Economy tidak hanya diimplementasikan pada plastik, tetapi juga benda lain seperti kain dan logam berat.
Keenam perusahaan tersebut yaitu yaitu PT Coca-Cola Indonesia, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Nestle Indonesia, PT Tetra Pak Indonesia, PT Tirta Investama, dan PT Unilever Indonesia. Keenamnya menginisiasi Circular Economy pada sektor sampah plastik yang disebut sebagai PRAISE (Packaging and Recycling Alliance for Indonesia Sustainable Environment).
Perwakilan PRAISE Sinta Kaniawati mengatakan kebijakan pengelolaan sampah kerap berujung pada solusi yang tidak terintegrasi dan hanya bersifat jangka pendek. Menurutnya, mengurus sampah plastik memang cukup sulit karena rantai prosesnya yang panjang.
“Dari sisi aktor yang terlibat, ada industri bahan baku dan industri pengguna kemasan, retailer, konsumen, hingga industri daur ulang dan pengguna daur ulang. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus dapat memetakan secara holistik agar dapat menghasilkan kebijakan terintegrasi,” jelas Kania di Jakarta, Rabu (12/7/2017).
Sinta menjelaskan berbagai negara maju dunia telah menerapkan pendekatan Circular Economy dalam penggunaan suatu material. Skema tersebut mengandalkan inovasi produk maupun sistem pengelolaannya, untuk memastikan nilai guna material tetap optimal untuk jangka waktu maksimal.