Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Protes Nelayan, Luhut Minta Susi Berinovasi

Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan menyarankan agar Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk lebih inovatif dalam membuat kebijakan agar tidak kerap menuai protes.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berdiskusi dengan beberapa pedagang dan pemilik kapal ikan di Pusat Pelelangan Ikan atau PPI Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (24/3)./Jojon
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berdiskusi dengan beberapa pedagang dan pemilik kapal ikan di Pusat Pelelangan Ikan atau PPI Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (24/3)./Jojon

Bisnis.com, JAKARTA -- Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan menyarankan agar Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk lebih inovatif dalam membuat kebijakan agar tidak kerap menuai protes.

Saran itu berkaitan dengan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh nelayan di sekitar Istana Negara hari ini. Unjuk rasa itu menuntut Susi dicopot dari jabatan karena dinilai membuat kebijakan yang menekan nelayan dan pembudidaya ikan, seperti larangan penggunaan cantrang dan pembatasan kapal angkut ikan hidup.

"Tadi sudah saya beritahu Bu Susi untuk melakukan inovasi agar nelayan kecil bisa terakomodasi baik," kata Luhut seusai menghadiri Rakornas Satgas 115, Selasa (11/7/2017).

Mantan menteri perindustrian dan perdagangan era Presiden Abdurrahman Wahid itu dalam Rakornas memaparkan solusi penggantian alat tangkap yang lebih ramah lingkungan membutuhkan waktu panjang. Apalagi, mekanisme pengadaan barang dan jasa saat ini masih menuntut proses adminstrasi yang tidak singkat.

Menurut dia, membiarkan nelayan pemilik kapal cantrang atau buruh nelayan yang bekerja di kapal cantrang tidak sanggup berlayar dalam waktu lama merupakan masalah yang harus ditanggapi cermat.

"Kesejahteraan rakyat di tataran jangka panjang memang sangat penting, tetapi kesejahteraan rakyat pada tataran sekarang dan jangka pendek juga tidak dapat diabaikan," katanya.

Luhut memandang, kebutuhan sehari-hari yang sangat mendesak dapat menciptakan perangkap utang yang menjerat nelayan dan pada waktu lama, bahkan dapat melebihi masa saat mereka telah dapat berlayar dengan alat yang ramah lingkungan.

"Tanpa harus beranalisis secara berlebihan, fakta menunjukkan kemiskinan merupakan pemicu instabilitas dan bahkan terorisme," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper