Bisnis.com, JAKARTA—Para investor penanaman modal asing di sektor farmasi optimistis pada pertumbuhan industri farmasi sepanjang semester pertama 2017. Untuk pertama kalinya setelah 3 tahun, pertumbuhan industri farmasi pada semester I/2017 diyakini menyentuh 10%.
Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturing Group (IPMG) Parulian Simanjuntak menyampaikan pertumbuhan industri farmasi secara umum baik PMA maupun investor lokal pada tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
“Sektor farmasi sudah ada perbaikan jika dibandingkan dengan 2015 dan 2016, pasar mulai membaik di kuartal IV tahun lalu. Selain beberapa member merupakan pemasok obat-obatan JKN [Jaminan Kesehatan nasional], harga produk farmasi lain juga tumbuh,” jelas Parulian di Jakarta, Selasa (11/7/2017).
Parulian menjelaskan sepanjang semester pertama tahun ini, sektor farmasi secara umum di Indonesia cenderung tidak mengalami gejolak signifikan. Selain memasok obat JKN dan segmen obat resep, pabrikan multinasional juga fokus mengembangkan penelitian dan pengembangan di Tanah Air.
“Saat ini kami sedang mengadvokasikan pengembangan inovasi clinical trial facilities untuk mendapatkan produk farmasi yang lebih akurat. Saat ini percobaan klinis di Indonesia masih sangat minim,” jelas Parulian.
Berdasarkan data yang dihimpun IPMG, pasar obat-obatan terutama akan terkerek oleh pertumbuhan produksi obat generik yang akan diserap JKN. Tahun lalu, pasar obat generik tumbuh di kisaran 18% dan diprediksi tumbuh 20% tahun ini.
IPMG merupakan asosiasi industri farmasi PMA yang hanya sebagian kecil terlibat dalam program JKN. Saat ini, ada 24 perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp12,7 miliar pada 2016 atau sekitar 28% dari total pasar nasional.