Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2017, Pupuk Indonesia Salurkan 4,3 juta Ton Pupuk

Sepanjang semester I/2017, PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatatkan penyaluran sebanyak 4,3 juta ton pupuk ke sektor tanaman pangan. Jumlah ini mencapai 46% dari alokasi 2017.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Tbk Aas Asikin Idat (tengah), bersama Direktur M Djohan Safri (dari kiri), Direktur Indarto Pamoengkas, Direktur Achmad Tossin Sutawikara, dan Direktur Gusrizal, mengamati tumpukan karung pupuk, di Jakarta, Senin (12/6)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Tbk Aas Asikin Idat (tengah), bersama Direktur M Djohan Safri (dari kiri), Direktur Indarto Pamoengkas, Direktur Achmad Tossin Sutawikara, dan Direktur Gusrizal, mengamati tumpukan karung pupuk, di Jakarta, Senin (12/6)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA--Sepanjang semester I/2017, PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatatkan penyaluran sebanyak 4,3 juta ton pupuk ke sektor tanaman pangan. Jumlah ini mencapai 46% dari alokasi 2017.

Apabila dirinci, penyaluran pupuk perseroan terdiri dari 1,9 juta ton urea, 1,25 juta ton NPK, 432.000 ton SP36, 472.000 ton ZA, dan 296.000 ton pupuk organik. Pada tahun ini, Pupuk Indonesia diberi tugas oleh pemerintah untuk menyalurkan sebesar 9,55 juta ton pupuk bersubsidi.

Kepala Corporate Communication Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan penyaluran pupuk ke sektor tanaman pangan, khususnya pupuk bersubsidi, relatif baik pada tahun ini.

"Stok saat ini juga cukup aman. Hingga 6 Juli 2017, secara nasional total stok di lini III & IV, atau di gudang kabupaten dan kios tercatat sebesar 856.114 ton. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 6 minggu ke depan, dan belum termasuk stok yang terdapat di gudang pabrik dan provinsi," jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (7/7/2017). \

Wijaya juga mengungkapkan walaupun secara nasional stok dan penyaluran aman, ada sejumlah daerah yang serapan pupuk oleh petani ternyata cukup tinggi, bahkan melebihi alokasi yang sudah ditetapkan. Hal ini terkadang menyebabkan terjadinya kendala distribusi. 

Untuk mencegah terjadinya kekosongan, lanjutnya, perseroan melakukan beberapa usaha, seperti melakukan realokasi atau mengirimkan tambahan pasokan pupuk dari kota yang menjadi distribution center. Adapun, salah satu wilayah yang tinggi penyerapan pupuk non ureanya adalah provinsi Aceh dan Sumatera Utara. 

Penyaluran SP-36 di Aceh hingga akhir Juni 2017 mencapai 12.836 ton atau 103% dari rencana alokasinya, atau 60% dari jatah alokasi 2017. Adapun di Sumut penyaluran SP-36 mencapai 26.981 ton atau 99% dari rencana dan telah mencapai 53% dari rencana alokasi 2017.

“Kami melihat bahwa kesadaran petani untuk menerapkan pemupukan berimbang sudah semakin tinggi, sehingga permintaan untuk pupuk non urea juga terus meningkat," kata Wijaya.

Untuk mengamankan stok di Sumut dan Aceh, Pupuk Indonesia telah menugaskan anak perusahaannya, Petrokimia Gresik untuk terus menggelontorkan NPK dan SP36. Saat ini telah sandar kapal MV Vinalines Fortuna di Medan membawa 21.500 ton SP36 dan telah melakukan kegiatan bongkar untuk dapat segera didistribusikan kepada petani yang membutuhan. 

Sedangkan untuk pupuk NPK, juga telah diberangkatkan kapal KM Berkah 99 dengan membawa 30.000 ton NPK dari Gresik dan saat ini sedang dalam proses sandar di Pelabuhan Belawan.

Untuk mengamankan stok pupuk ke sektor tanaman pangan, khususnya pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia dan anak-anak perusahaannya telah menerapakan kebijakan stok di atas ketentuan guna mencegah terjadinya kekosongan saat terjadi lonjakan permintaan.

“Kami juga menyiapkan distribution center di beberapa titik di seluruh Indonesia, sehingga setiap terjadi kekurangan stok, maka akan langsung dikirimkan dari distribution center tersebut”, ujar Wijaya.

Lebih lanjut Wijaya menegaskan bahwa untuk dapat memperoleh pupuk bersubsidi, petani harus terdaftar dalam kelompok tani serta menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), yang menjadi dasar bagi anak-anak perusahaan Pupuk Indonesia dalam menyalurkan pupuk ke petani. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper