Bisnis.com, JAKARTA - Penutupan keran impor daging bebek dari Malaysia sejak 9 Maret kemarin karena wabah AI, mendorong produksi daging bebek dalam negeri.
Pada momen puasa dan lebaran 2017, produksi daging bebek naik 11% dibanding pada momen yang sama tahun lalu. Produksi beberapa sentra peternakan itik sekitar 4.200 ton pada momen puasa dan lebaran 2017. Sementara, pada momen puasa dan lebaran 2016, produksi tercatat 3.700 ton.
Ketua DPP Himpuli Ade Meirizal Zulkarnain menyampaikan, seluruh produksi daging bebek terserap selama momen puasa dan lebaran.
Dia berpendapat, penutupan keran impor daging bebek dari Malaysia sejak 9 Maret kemarin, memberikan dampak positif bagi usaha peternakan unggas rakyat. Permintaan daging bebek dalam negeri seketika naik. Peternak lokal pun terpacu untuk meningkatkan produksi.
"Stop impor meningkatkan gairah peternak lokal dan membuka peluang ekspor," tuturnya, Kamis (6/7/2017).
Himpuli memproyeksikan produksi daging bebek pada 2018 naik 15% per tahun. Rata-rata produksi peternak lokal baru mencapai 45.000 ton per tahun. Sementara, kebutuhan daging bebek nasional sekitar 75.000 ton per tahun.
Namun, Ade menegaskan peningkatan produksi ini dapat dicapai jika pemerintah tetap menutup keran impor daging bebek. Selain itu, pemerintah melalui regulasinya harus memberikan kemudahan usaha peternakan unggas lokal. Diantaranya, pemerintah dapat membuat target produksi unggas lokal, sehingga dapat dijalankan oleh Pemerintah Daerah.