Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisruh Kawasan Arab : Moody's Pangkas Prospek Kredit Qatar Jadi Negatif

Moodys Investors Service menurunkan prospek kredit Qatar, seiring meningkatnya risiko ekonomi dan finansial akibat perseteruan diplomatik dengan sejumlah negara Arab.
Qatar/Reuters
Qatar/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA Moody’s Investors Service menurunkan prospek kredit Qatar, seiring meningkatnya risiko ekonomi dan finansial akibat perseteruan diplomatik dengan sejumlah negara Arab.

Badan pemeringkat kredit tersebut memangkas prospek kredit Qatar dari stabil menjadi negatif, melihat kecilnya kemungkinan resolusi yang cepat atas perselisihan negara-negara Teluk. Meski demikian, Moody’s mempertahankan peringkat emiten jangka panjangnya di Aa3.

“Kecuali ada resolusi yang cepat, aktivitas-aktivitas ekonomi kemungkinan akan terhambat setelah sejumlah negara termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab memutuskan akses udara, darat, dan laut dengan Qatar,” jelas Moody's dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Bloomberg (Rabu, 5/7/2017).

Seperti diketahui, sejumlah negara Arab yang dipimpin Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dan akses dengan Qatar pada awal Juni. Negara beribukota Doha tersebut dituding telah mendukung bentuk terorisme dan ekstremisme.

Qatar pun diminta untuk mematuhi daftar 13 tuntutan demi mengakhiri krisis itu. Tapi bahkan sebelum perseteruan itu memanas, Moody's telah memangkas peringkat Qatar sebesar satu tingkat, dengan alasan ketidakpastian mengenai model pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Bulan lalu, S&P Global Ratings memangkas peringkat utang Qatar sebesar satu tingkat ke AA- dari AA serta menempatkan peringkat Qatar pada status CreditWatch dengan implikasi negatif.

Lembaga pemeringkat internasional tersebut memaparkan bahwa ekonomi Qatar dapat mengalami kerugian akibat keputusan sejumlah negara Arab yang dipimpin Arab Saudi untuk memutuskan hubungan diplomatik dan akses dengan Qatar.

Kurang dari sepekan kemudian, Fitch Ratings menyatakan mempertimbangkan untuk melakukan pemangkasan pula.

Para menteri luar negeri kelompok negara Arab yang dipimpin Saudi direncanakan bertemu hari ini waktu setempat di Kairo untuk membahas perkembangan terakhir masalah ini.

“Semua orang berharap yang terbaik, tapi keadaannya tidak terlihat seperti bergerak ke arah yang benar,” ujar Mohammed Ali Yasin, CEO NBAD Securities.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper