Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

7-ELEVEN TUTUP: Gebrakan Inovasi Blue Ocean Market Tetap Diacungkan Jempol

Tutupnya gerai 7-Eleven di Indonesia, yang dikelola oleh PT Modern Internasional Tbk., menjadi perbincangan di masyarakat
Warga berbelanja di salah satu gerai 7-eleven yang masih buka di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (23/6)./Antara-Reno Esnir.
Warga berbelanja di salah satu gerai 7-eleven yang masih buka di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (23/6)./Antara-Reno Esnir.

Bisnis.com, JAKARTA—Tutupnya gerai 7-Eleven di Indonesia, yang dikelola oleh PT Modern Internasional Tbk., menjadi perbincangan di masyarakat.

Ada yang merasa kehilangan tempat nongkrong, ada pula yang sedih karena tidak bisa membeli Slurpee—minuman es aneka rasa khas 7-Eleven (Seven Eleven/Sevel) lagi. Tetapi, pengamat bisnis dan marketing Managing Partner Inventure Yuswohady mencatat hal berbeda dari tutupnya Sevel.

Dalam tulisannya yang bertajuk Kejatuhan Sevel dan Innovation Fallacies dan dikutip Bisnis, Senin (3/7/2017), dia mengatakan ada tiga warisan inovasi yang ditinggalkan Sevel untuk dunia bisnis dan manajemen di Indonesia.

Ketiga warisan itu adalah:

Value Innovation
Menurut Yuswohady, Sevel mampu menciptakan inovasi nilai yang menghasilkan extraordinary value ke konsumen. Inovasi nilai terjadi ketika pemain mampu mendongkrak nilai dan manfaat produk (customer value), tapi juga mampu menurunkan biaya (customer’s cost) secara bersamaan. Hal ini menghasilkan apa yang disebut sebagai more-for-less-value.

Blue Ocean Market
Sevel menciptakan pasar baru yang berada di persimpangan antara dua industri yaitu ritel dan gerai makanan. Dengan menggabungkan keduanya, jaringan convenience store itu mempunyai posisi unik di pasar yang menjadikan persaingan tak relevan lagi.

Customer Culture
Yuswohady menuturkan Sevel juga hebat karena menciptakan budaya baru di kalangan konsumen muda Jakarta yaitu budaya nongkrong. Sevel dinilai mampu menggerakkan cultural movement di kalangan urban yang sering disebut Sevel effect atau Sevel lifestyle.
Dia menyatakan tidak gampang bagi sebuah merek untuk bisa membentuk budaya dan gaya hidup konsumennya. Hanya sejumlah brand hebat sekelas Apple, Starbucks, atau Harley Davidson yang selama ini mampu melakukannya.

Seperti diketahui, Modern Internasional menghentikan operasional Sevel secara resmi per 30 Juni 2017. Perseroan sebelumnya sudah menutup gerai Sevel secara bertahap sejak 2015.

Penutupan gerai secara keseluruhan dilakukan usai Modern Internasional gagal mencapai kesepakatan penjualan jaringan Sevel di Indonesia dengan PT Charoen Pokphand Restu Indonesia (CPRI), anak usaha PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN).

CPRI dan PT Modern Sevel Indonesia, anak usaha Modern Internasional, telah meneken Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) pada 19 April 2017. Nilai penjualan Sevel disepakati sebesar Rp1 triliun.

Sebelum dapat diwujudkan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum batas akhir perjanjian pada 30 Juni 2017. Salah satunya adalah persetujuan pemilik franchise 7-Eleven Inc. yang berbasis di AS.

Namun, sebelum sampai ujung Juni 2017, para pihak memutuskan membatalkan CSPA tersebut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper