Bisnis.com, JAKARTA--Peningkatan target penyerapan batu bara dalam negeri atau DMO dari 90,5 juta ton pada tahun lalu menjadi 107,9 juta ton dinilai sulit untuk direalisasikan.
Deputi Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan DMO rata-rata sebesar 3%-5%, kecuali 2014-2015 yang mencapai 12%. Oleh karena itu, cukup sulit meningkatkannya hingga hampir 20% pada tahun ini.
"Meski proyek 35 GW menjadi harapan produsen batu bara, tapi kemungkinan tahun ini demand dari kelistrikan belum meningkat drastis," katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Menurutnya, selain ketenagalistrikan, sektor lain seperti semen, kertas, maupun smelter, kurang bisa diandalkan karena penyerapannya sangat rendah.
Dalam penetapan tersebut, DMO untuk pembangkit listrik tenaga uap mencapai 88,3 juta ton atau 81,83% dari total alokasi. Adapun industri semen hanya akan menyerap 13,8 juta ton, pupuk 1,4 juta ton, tekstil 2,6 juta ton, kertas 959.000 ton, metalurgi 820.000 ton, dan briket 26.000 ton.