Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menyambut baik paket kebijakan XV yang diluncurkan kemarin, Kamis (15/6), dalam rangka mengatasi problema logistik, transportasi dan konektivitas.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengaitkan paket kebijakan ini dengan masalah defisit transaksi berjalan Indonesia yang dimulai sejak 2011.
"Di Indonesia kami perhatikan transaksi berjalan itu yang namanya neraca perdagangan kita lebih baik karena barang kita ekspor impor sudah surplus," ujarnya, Jumat (16/6).
Namun, masalahnya pada neraca jasa kontribusi terbesar adalah transportasi sekitar 80-90% dari ekspor Indonesia ke luar negeri mengunakan kapal asing, kontainer asing dan tenaga kerja asing.
"Bukan bermaksud kami anti asing, tetapi kita harus memperbaiki, tidak bisa dibiarkan ekspor mengunakan jasa transportasi yang tidak dimiliki Indonesia," papar Agus.
Menurutnya, ini juga berlaku bagi sektor asuransi dan pembiayaan sektor maritim yang belum dibangun kapabilitasnya di Indonesia.
Baca Juga
Secara keseluruhan, transaksi berjalan Indonesia dalam keadaan sehat.
Namun, BI berharap dengan reformasi struktural seperti yang diusung melalui Paket Kebijakan XV dapat mendorong transaksi berjalan Indonesia kembali surplus seperti sebelumnya.