Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah segera mewujudkan program budidaya lele sistem bioflok di pesantren-pesantren. Hingga kini, proses identifikasi, verifikasi, dan penetapan calon penerima program telah selesai dan ditargetkan akhir bulan ini telah terealisasi secara serentak di 73 ponpes di 15 provinsi.
Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan program ini akan menyasar pemberdayaan setidaknya 78.500 orang santri dan siswa.
Dengan sistem bioflok, produktivitas bisa ditingkatkan hingga tiga kali lipat dibanding sistem konvensional. Slamet menggambarkan, dengan asumsi per paket bantuan sebanyak 12 kolam bulat berdiameter 3 m, maka produksi yang dihasilkan setidaknya sebanyak 12,2 ton per tahun dengan nilai pendapatan Rp182 juta.
Dengan kata lain, pembudidaya akan mendapatkan nilai tambah alias keuntungan rata-rata Rp3.900 per kg. Selain itu, dari sisi kualitas, daging lele hasil budidaya dengan sistem ini memiliki cita rasa yang lebih enak dan warna daging lebih putih.
“Saya rasa sebagai tahap awal nilai ini cukup besar dan sangat potensial untuk menggerakkan ekonomi pesantren, dengan demikian pesantren akan lebih mandiri dan lebih maju dari sisi kualitas,” katanya dalam Rapat Koordinasi Bantuan Pemerintah Budidaya Lele Sistem Bioflok di KKP, Kamis (15/6/2017).
Slamet menuturkan dukungan itu akan dialokasikan melalui wadah koperasi di pesantren. Koperasi itulah yang akan berperan mengelola kegiatan usaha sekaligus sebagai penyangga akses pasar. Slamet meminta koperasi berperan secara aktif menjadi mitra usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan para santri dan siswa.