Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelabuhan Tanjung Priok Libur Saat Lebaran, ALFI Maklum

Pengguna jasa Pelabuhan Tanjung Priok memaklumi atas rencana meliburkan operasional bongkar muat di salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia itu selama Idulfitri 2017.
Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta./JIBI-Nurul Hidayat
Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Pengguna jasa Pelabuhan Tanjung Priok memaklumi atas rencana meliburkan operasional bongkar muat di salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia itu selama Idulfitri 2017.

Pasalnya, mereka sudah mendapatkan informasi sejak awal dan sudah melakukan penyesuaian jadwal. Selain itu, Pelabuhan Priok juga bukan satu-satunya pelabuhan yang meliburkan kegiatan operasional bongkar muatnya pada saat-saat tertentu.

Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengaku pada awalnya sangat kaget dengan rencana penutupan sementara Pelabuhan Tanjung Priok pada saat libur Idulfitri 2017.

"Karena ini baru pertama dalam sejarah Tanjung Priok libur. Kami komunikasikan tentunya dengan pihak otoritas pelabuhan, operator pelabuhan maupun ocean going (kapal)," ujarnya kepada Bisnis.com pada Selasa (13/6/2017).

Menurutnya, untuk domestik, seperti kebiasaannya sebelumnya saat Idulfitri memang libur, akan tetapi kegiatan ekspor dan impor, bongkar muat tetap berjalan dan hanya berhenti pada saat malam takbir dan pada saat shift pagi hari H Lebaran.

"Meski akan ada konsekuesi dari libur ini, tetapi kami sangat memahami karena bukan hanya Indonesia (Jakarta) yang pelabuhannya sempat libur," ujarnya.

Dia mengatakan sejumlah pelabuhan lainnya yang juga meliburkan kegiatan operasionalnya pada momen momen tertentu, misalnya seperti Pelabuhan di Singapura, pada saat hari kemerdekaan libur satu hari, dan pelabuhan di China juga libur pada saat Imlek, bahkan bisa lebih dari 3 hari.

Pihaknya pun sudah melakukan komunikasi dengan ocean going, sehingga dapat membuat jadwal ulang. "Pasti ada dampaknya, tapi besar dan kecilnya selama semua pihak telah mengatur jadwal ulang, seharusnya tidak masalah," tutur Yukki.

Indira Lestari, Manager Corporate Affairs Jakarta International Container Terminal (JICT), menegaskan bahwa selama Idulfitri 2017, operasional JICT tetap berjalan dan hanya libur tiga shift, yakni satu shift menjelang hari H dan dua shift pada hari H.

"Menjelang Idul Fitri biasanya kapal tidak banyak dan terus nonstop operasi. Hanya libur shift 3 pada H-1, lalu hari H libur di shift 1 dan 2. Setelahnya aktivitas berlangsung lagi," ujarnya.

Pihaknya menyatakan jadwal libur tersebut tidak akan berdampak signifikan pada pengguna jasa, pasalnya libur itu diambil pada saat tidak sibuk, dan biasanya juga tidak banyak bongkar muat, karena pengguna jasa sudah menyesuaikan dengan jadwal mereka.

Pengamat Kemaritiman dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Raja Oloan Saut Gurning menilai waktu libur Lebaran memang sudah menjadi rutinitas selama ini di pelabuhan umum besar nasional.

Karena itu, kata dia, para pengguna jasa sudah memahami hal tersebut dan mengantisipasinya dengan peningkatan volume perdagangan dan inventori/penyimpanan sejak H-14 di pelabuhan utama, termasuk di Priok.

"Jadi secara seasonal di 2-3 bulan sebelum bulan puasa ini terjadi peningkatan bongkaran dan pemuatan di Priok baik internasional dan utamanya domestik khususnya untuk kargo-kargo seperti bahan pangan, pakan, energi dan produk turunan tekstil,” kata Gurning.

Sementara, menurut Direktur Nasional Maritime Institute (Namarine) Siswanto Rusdi menilai liburnya pelabuhan Priok tersebut belum dirasakan dampaknya saat ini, akan tetapi ke depan menjadi masalah apabila tidak diantisipasi.

"Mungkin tahun ini bisa tidak masalah tapi ke depan menjadi masalah. Apalagi kalau kita menginginkan pelabuhan kita itu efisien dan produktif. Belum lagi ditambah truk yang tidak beroperasi sebelum hari raya. Sekarang di laut tidak efisien dan di darat juga tidak efisien," ujarnya.

Dia mengingatkan sebaiknya antara regulator dan operator masih dalam satu naungan yang sama, sehingga lebih efisien, tidak berdiri sendiri seperti saat ini.

"Regulasi di otoritas pelabuhan. Operasional di Pelindo II, saat ini ada pemisahan tegas. Kalau di tempat lain, misalnya Rotterdam, operator pelabuhan berikut regulator itu satu kamar, lebih efisien dan lebih produktif. Ke depan lebih siap menghadapi kinerja pelabuhan yang tidak pernah berhenti seumur hidup," ucap Siswanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper