Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang terbagi dalam beberapa fase terus dikebut. Pelabuhan ini disebut Menteri Perhubungan menjadi salah satu proyek yang akan mengurangi ketergantungan pada Pelabuhan Tanjung Priok.
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi sebelumnya membuka opsi pemindahan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok ke Pelabuhan di Banten dan Pelabuhan Patimban. Hal tersebut merespons kemacetan parah beberapa waktu lalu. Dia mengatakan Pelabuhan Tanjung Priok sendiri memiliki kapasitas maksimum sebesar 65% baik di pelabuhan maupun jalan.
“Kapasitas [Priok] tidak boleh lebih dari 65%. Priok itu kalau saya lihat, kapasitas yang di pelabuhan dengan kapasitas jalan itu sudah sudah tidak memadai,” jelas Dudy kepada media, Kamis (8/5/2025).
Hingga saat ini, pembangunan terminal kendaraan dalam Paket 5 telah mencapai 78,90% dan ditargetkan rampung pada 28 Oktober 2025. Sementara itu, pembangunan terminal peti kemas berada pada progres 73,87% dan ditargetkan selesai pada 3 November 2025. Kedua terminal merupakan bagian dari fase lanjutan proyek strategis nasional tersebut.
Pada 2024, Pelabuhan Patimban telah menangani 200.631 unit kendaraan atau setara 82,3% dari kapasitas terpasang sebesar 218.000 unit. Rata-rata terdapat 7 hingga 8 kapal domestik per bulan yang membongkar 500 hingga 600 unit kendaraan per kapal. Untuk rute internasional, rata-rata terdapat 4 kapal per bulan dengan aktivitas bongkar muat sekitar 2.000 hingga 2.500 unit kendaraan per kapal.
Setelah penyelesaian seluruh fase pembangunan, kapasitas terminal kendaraan akan ditingkatkan menjadi 600.000 unit per tahun. Sementara itu, kapasitas peti kemas akan bertambah dari 250.000 TEUs menjadi 1,9 juta TEUs. Peningkatan ini diharapkan dapat mengurangi beban operasional dari Pelabuhan Tanjung Priok yang selama ini menjadi pelabuhan utama ekspor-impor Indonesia.
Baca Juga
Pelabuhan Patimban dirancang sebagai pelabuhan laut dalam (deep sea port) dengan akses langsung ke kawasan industri utama seperti Karawang dan Bekasi. Jaraknya sekitar 70 kilometer dari pusat-pusat produksi otomotif, menjadikannya lokasi strategis bagi industri ekspor kendaraan.
Dalam jangka panjang, Patimban ditargetkan menjadi bagian penting dari sistem logistik nasional, khususnya dalam mendukung pengembangan wilayah Rebana Metropolitan yang mencakup tujuh kabupaten/kota di Jawa Barat. Kawasan ini sedang diproyeksikan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Jabodetabek.
Pemegang Konsensi Pelabuhan
Pengelolaan Pelabuhan Patimban dilakukan oleh PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI), sebuah badan usaha pelabuhan yang dibentuk melalui konsorsium Indonesia. Konsorsium ini terdiri dari PT CTCorp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya. PPI bertindak sebagai mitra kerja sama penyediaan infrastruktur pelabuhan dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) selama 40 tahun.
Teranyar, PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) resmi menjadi bagian dari konsorsium pengelola terminal peti kemas di Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Melalui anak usahanya, PT Samudera Pelabuhan Indonesia, perusahaan menyelesaikan pengambilalihan saham baru pada PT Patimban Global Gateway Terminal (PGT).
PGT sendiri telah memiliki kesepakatan kerja sama dengan Badan Usaha Pelabuhan PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) sebagai operator utama.
Langkah korporasi ini dilakukan bersama dua mitra strategis internasional, yakni Africa Global Logistics SAS (AGL) dan Toyota Tsusho Corporation (TTC). Ketiganya membentuk konsorsium baru dalam struktur joint venture guna mengembangkan dan mengoperasikan terminal peti kemas di Patimban.
Kerja sama antara PGT dan PPI berlangsung dalam skema kerja sama selama 37 tahun untuk pengelolaan terminal peti kemas Patimban. Terminal tersebut akan dikembangkan secara bertahap hingga mencapai kapasitas maksimum sebesar 3,7 juta TEUs.
Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M. Mulia mengatakan SMDR bersama mitra konsorsiumnya akan membangun terminal petikemas di Pelabuhan Patimban dengan nilai investasi lebih dari US$1 miliar atau sekitar Rp16,58 triliun (kurs jisdor Rp16.588 per dolar AS).
“Kami bertugas membangun suprastruktur. Rencana investasi yang dibutuhkan untuk total pelabuhan patimban atau terminal petikemas patimban ini adalah hampir lebih dari US$1 miliar dan ini tentunya akan dilakukan bersama diantara konsorsium,” kata Bani dalam paparan publik, Rabu (26/3/2025).
Saat ini, katanya, PT Patimban Global Gateway Terminal (PGT) sedang melakukan pemesanan alat bongkar muat untuk Pelabuhan Patimban. Meski demikian Bani menargetkan operasional dapat segera dilakukan dengan menggunakan mobile crane atau kapal dengan crane.