Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asumsi Impor LNG Bisa Meleset

Asumsi impor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) masih bisa meleset dari perkiraan yakni di 2019.
FLNG Petronas. /petronas
FLNG Petronas. /petronas

Bisnis.com, JAKARTA--Asumsi impor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) masih bisa meleset dari perkiraan yakni di 2019.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan terdapat peluang impor LNG di 2019 bila seluruh permintaan potensial bisa berubah menjadi permintaan terkontrak. Adapun, salah satu faktor pendorong perubahan permintaan potensial yakni terbangunnya infrastruktur gas.

Namun, bila permintaan potensial belum bergeser ke permintaan terkontrak, rencana impor bisa saja mundur. Dikutip dari Buku Neraca Gas, potensi pasokan gas gumi dari dalam negeri bisa memenuhi permintaan terkontrak dan committed demand atau permintaan yang sudah terdalat komitmen penyerapan namun belum berkontrak hingga 2021. Opsi impor dilakukan pada 2022 untuk memenuhi potential demand. Di sisi lain, opsi impor bisa maju menjadi 2019 bila asumsi potential demand terealisasi lebih cepat.

"Nah masalahnya yang potensi ini baru bisa committed kalau infrastruktur terjadi. 2019 kita lihat perkembangan infrastrukturnya cukup cepat enggak untuk meng-capture si potensi itu, gitu," ujarnya usai menghadiri rapat di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Kamis (8/6/2017).

Menurutnya, seluruh rencana impor telah dikoordinasikan dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero), tbk. Dia menilai volume pembelian LNG yang telah dilakukan untuk mengantisipasi bila proyeksi potential demand bisa berubah menjadi permintaan terkontrak.

Selain itu, neraca gas akan kembali positif disesuaikan dengan proyek-proyek dalam negeri yang akan mulai menghasilkan gas. Sebagai contoh, Wirat menyebut produksi perdana Lapangan Abadi, Blok Masela yang diperkirakan dimulai setelah 2024.

"Kan kita selalu koordinasi dengan Pertamina, PGN, SKK, PLN, selalu koordinasi. Jadi apa yang dibilang Pertamina sebenarnya sudah terkoordinasi," kata Wirat.

Berdasarkan catatan Bisnis, terdapat kesepakatan pasokan LNG yang diteken sebelumnya. Pertama, kesepakatan jangka panjang Total dengan Pertamina untuk pasokan LNG sebesar 0,4 sampai 1 juta ton per tahun yang dimulai pada 2020 dan berlangsung selama 15 tahun. Pasokan tersebut berasal dari Proyek Corpus Christi, Amerika Serikat. Sebagai gantinya, Total bakal memasok LNG ke Pertamina dengan volume yang sama yakni 0,4-1 juta ton per tahun.

Kedua, Pertamina telah menandatangani perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan anak usaha Cheniere Energy Inc yakni Corpus Christi Liquefaction Liability Company untuk memasok 0,76 juta ton per tahun LNG mulai 2019 selama 20 tahun.

Ketiga, Pertamina juga sudah berkontrak dengan Cheniere Energy dengan volume yang sama namun dimulai pada 2018 dengan durasi 20 tahun. Keempat, Pertamina meneken pembelian LNG dari ExxonMobil sebanyak 1 juta ton per tahun selama 20 tahun mulai 2025.

CEO Woodside Peter Coleman mengatakan dengan meningkatnya permintaan gas di pangsa regional, pihaknya siap menjadi salah satu pilihan penyedia gas. Adapun, dari Woodside Singapore akan dipasok sekitar 0,6 juta ton per tahun yang bisa ditingkatkan menjadi 1,1 juta ton per tahun. Pasokan 0,6 juta ton per tahun mulai dikirim 2022-2034 dan bisa ditingkatkan menjadi 1,1 juta ton per tahun pada 2024-2038.

"Rekam jejak kami sebagai penyuplai reliabel LNG dan kedekatan dengan sumber utama LNG kami ke Indonesia adalah kunci untuk mencapai ini," katanya dikutip dari laman resmi Woodside.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper