Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan ikut angkat bicara soal tujuh negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo menilai krisis tersebut tidak akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Pasalnya, persentase barang yang di ekspor dari Tanah Air ke Qatar jumlahnya sedikit.
‘Saya meyakini dampak ekonominya minimal,” ujar Iman kepada Bisnis, Selasa (6/6).
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita belum mau berkomentar lebih lanjut mengenai krisis yang terjadi Qatar. Menurutnya, untuk saat ini belum ada kajian dampak lebih lanjut dari instansi yang dipimpinya.
“Lebih baik ditanyakan ke Kementerian Luar Negeri dahulu,” ujar Enggartiasto.
Kementerian Perdagangan mencatat neraca perdagangan Indonesia terhadap Qatar mengalami peningkatan defisit dari 2015 ke 2016. Hal tersebut disebabkan besarnya impor minyak dan gas dari negara itu ke dalam negeri.
Total perdagangan antara kedua negara mencapai US$914,99 juta pada 2016. Jumlah itu naik dari tahun sebelumnya sebesar US$828,33 juta.
Hal tersebut juga berimbas pada defisit neraca perdagangan yang meningkat dari 2015 ke 2015 atau sebesar US$635,28 juta menjadi US$799,90 juta.
Badan Pusat Statistik mencatat beberapa komoditas non migas asal Indonesia yang diekspor ke Qatar antara lain umbi-umbian, buah-buahan semusim, teh, ikan hidup tangkap, serta magarin. Sementara itu, barang yang masuk dari negara itu ke Tanah Air antara lain migas, alumunium, dan sulfur.