Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEOPOLITIK QATAR, Asita: Turis Asal Qatar itu Royal

Tujuh negara memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, asosiasi agen perjalanan wisata pun angkat bicara
Uang real Qatar/Reuters
Uang real Qatar/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Tujuh negara memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, asosiasi agen perjalanan wisata pun angkat bicara.

Ketua Umum Association of the Indonesian Tour & Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar menilai secara umum dampaknya tidak signifikan karena Qatar hanya menyumbang sekitar 15.000 wisman ke Indonesia per tahunnya. Jumlah ini jauh di bawah Arab Saudi yang mencapai kisaran 360.000 wisman.

"Tetapi, wisman asal Qatar memang berkualitas ya. Spending mereka cukup banyak," tutur dia. 

Wisatawan dari Indonesia yang berkunjung ke Qatar pun diklaim tidak banyak. Tujuan utama masyarakat Indonesia yang berwisata ke Timur Tengah adalah Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Rute maskapai dari Timur Tengah ke Indonesia dan sebaliknya pun lebih banyak yang transit di Dubai dan Singapura. Meski memang ada yang melewati Doha, Qatar.

Meski saat ini belum ada efek signifikan, tapi Asita meminta pemerintah dan pelaku usaha untuk terus memantau kondisi di negara-negara tersebut.

Pasalnya, jika situasinya melebar ke konflik yang lebih besar maka tentu akan ada dampak yang lebih luas. Apalagi, pariwisata adalah sektor yang sangat sensitif.

Seperti diketahui, setelah Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dalam sebuah langkah terkoordinasi pada Senin (5/6/2017) pagi.

Langkah serupa juga diikuti oleh tiga negara lainnya yakni Yaman, Libya dan Maladewa.

Qatar dalam hal ini dituding memberikan dukungan terhadap kelompok-kelompok teroris yang bertujuan mengacaukan kawasan tersebut, seperti Ikhwanul Muslimin, ISIS dan Al-Qaeda. Qatar juga dituding cenderung berkiblat kepada Iran yang dikuasai oleh kelompok Syiah.

Ketujuh negara itupun memutuskan untuk menutup akses darat, laut dan udara ke Qatar Menanggapi kebijakan itu Pemerintah Qatar menuding keputusan negara-negara tersebut tak beralasan.

Kebijakan isolasi tersebut dinilai telah merampas kedaulatan bangsa dan menghancurkan perekonomian negara yang memiliki kekayaan nasional senilai US$335 miliar yang ditempatkan di Barclays Plc dan Credit Suisse Group.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper