Bisnis.com, JAKARTA — Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas memastikan bahwa infrastruktur penunjang Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung, Banten dapat berjalan sesuai target operasinya pada 2019.
Ketua Tim Pelaksana KPPIP Wahyu Utomo mengatakan, pihaknya terus mengawal jalan tol Serang—Panimbang sepanjang 83,90 kilometer yang menjadi akses KEK Tanjung Lesung dengan melakukan koordinasi antarlembaga terkait.
Menurutnya, keberadaan ruas tol itu menjadi kunci bagi berkembangnya KEK Tanjung Lesung yang mengusung sektor pariwisata.
“Paling tidak 3 jam bisa sampai ke sini [Tanjung Lesung], seperti Jakarta—Bandung," ujarnya melalui siaran pers resmi, Senin (5/5/2017).
Menurutnya, keberadaan jalan tol Serang—Panimbang dan KEK Tanjung Lesung harus sinergis sehingga wisatawan yang menuju KEK Tanjung Lesung dari arah Jakarta bisa menghidupkan trafik ruas tol Serang—Panimbang yang ditargetkan beroperasi pada 2019.
Sebaliknya, keberadaan ruas tol bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Tanjung Lesung yang selama ini masih terkendala waktu tempuh.
Baca Juga
Wahyu optimistis, keberadaan jalan tol Serang—Panimbang bisa membuat investor tertarik menanam modal di KEK Tanjung Lesung. Selain itu, ruas tol juga bisa membuka keterisolasian daerah Banten Selatan.
Sejauh ini, proyek jalan tol Serang—Panimbang dibangun bersama antara badan usaha jalan tol (BUJT) dan pemerintah.
BUJT pemenang tender, yaitu PT Wijaya Karya Serang Panimbang (WSP), yang terdiri atas konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk., dan PT Jababeka Infrastruktur.
Untuk porsi yang digarap investor sepanjang 50,90 kilometer, saat ini progresnya masih memasuki tahap pembebasan lahan.
Pembebasan lahan sebagian besar sudah berhasil dilakukan di Kabupaten Serang. “Namun, untuk di Pandeglang masih membutuhkan upaya lebih keras,” kata Wahyu.
Proyek jalan tol Serang—Panimbang termasuk sebagai salah satu proyek prioritas nasional.