Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kucurkan investasi Rp900 miliar, B. Braun Segera Resmikan Pabrik Infus & Obat

Perusahaan distributor kesehatan B. Braun Indonesia akan segera meresmikan pabrik infus dan obat perdana senilai Rp900 miliar.
Ilustrasi obat/JIBI
Ilustrasi obat/JIBI

JAKARTA—Perusahaan distributor kesehatan B. Braun Indonesia akan segera meresmikan pabrik infus dan obat perdana senilai Rp900 miliar.

Pembangunan pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Indotaisei, Cikampek ini telah dimulai sejak 2013.

General Manager Government Affairs - Market Access and CDM B.Braun Hatimurti Listianto menyampaikan selama ini B.Braun hanya melakukan usaha distribusi produk farmasi. Kendati demikian, pabrik tersebut dibangun sebagai komitmen berinvestasi di Indonesia.

"Kami akan segera meresmikan pabrik produl farmasi itu, yang merupakan amanah dari Permenkes [Peraturan Menteri Kesehatan] No. 10 Tahun 2010. Perusahaan yang melakukan kegiatan diatribusi, harus membangun pabrik," jelas Harimurti usai bertemu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (5/6).

Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia, lebih dari separuh dari produk akan diekspor ke sejumlah negara di Asia Pasifik.

Sebelumnya, Ekspor produk farmasi menurun lantaran persaingan di pasar internasional semakin ketat. Produk China mendominasi pasar ekspor karena negara ini diuntungkan oleh struktur biaya dan bahan baku lebih murah.

Kendati demikian, Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia masih optimistis penjualan di pasar domestik pada tahun ini akan meningkat.

“Ekspornya tahun ini tetap naik, tapi mungkin tidak begitu besar,” ujar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia Dorojatun Sanusi kepada Bisnis, Selasa (30/5).

Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor farmasi selama periode Januari—April 2017 turun 2,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi US$176,3 juta. Adapun, nilai ekspor farmasi pada periode Januari—April tahun lalu mencapai US$181,6 juta.

Ekspor farmasi pada April 2017 turun 7,5% menjadi US$44,8 juta. Bulan sebelumnya, ekspor farmasi tercatat senilai US$48,5 juta. Selama 2016, ekspor farmasi mencapai US$566 juta, atau turun 3% year-on-year dibandingkan dengan 2015 senilai US$586 juta.

Dorojatun menyatakan industri farmasi tetap bisa memacu volume ekspor kendati pasar global masih belum terlalu menggembirakan. GP Farmasi memperkirakan ekspor farmasi tahun ini masih bisa tumbuh di kisaran 4-5%.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ratna Ariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper