Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DISKUSI TOL LAUT: Optimalisasi Kebijakan Untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis

Bagaimana peran PT PELNI dalam menyukseskan program strategis Pemerintahan Joko Widodo tersebut. Bisnis.com akan melaporkan dari kegiatan kunjungan dan diskusi eksklusif bersama manajemen PT PELNI yang berlangsung saat ini. Simak laporannya berikut ini.
Kapal PELNI untuk Tol Laut
Kapal PELNI untuk Tol Laut
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA - PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) adalah perusahaan pelayaran nasional yang menyediakan jasa transportasi laut, meliputi jasa angkutan penumpang, dan muatan barang antarpulau. Saat ini perusahaan mengoperasikan 26 kapal penumpang, 46 kapal perintis, 6 kapal barang tol laut dan 1 kapal ternak.

PT. PELNI (Persero) dalam melaksanakan tanggung jawabnya tidak hanya terbatas melayani rute komersial, tetapi juga melayani pelayaran dengan rute pulau-pulau kecil terluar. Saat ini kapal Pelni menyinggahi 95 pelabuhan kapal penumpang dan lebih dari 300 pelabuhan kapal perintis dengan 46 kantor cabang dan dilayani di 400 travel agen yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pada kesempatan ini, Rabu 31 Mei 2017 manajemen PT. PELNI (Persero) bekerjasama dengan Harian Bisnis Indonesia menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas tentang strategi perseroan dalam upaya Optimalisasi Tol Laut untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis, terutama berkaitan dalam tugas yang diemban perseroan sebagai operator Tol Laut.

Hadir sebagai Keynote Speech Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan pemateri diskusi Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Tjahja Widayanti, Pakar Transportasi ITS Tri Achmadi, Diruktur Utama PT PELNI (Persero) Elfien Goentoro, dan Direktur Utama PT Semen Indonesia  Tbk Rizkan Chandra.

Tol Laut merupakan konsep pengangkutan logistik kelautan yang dicetuskan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Program ini bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Nusantara. Dengan adanya hubungan antara pelabuhan-pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan kelancaran distribusi barang hingga ke pelosok.

Dalam program tersebut, PT PELNI memainkan peran penting dalam memastikan berjalannya program logistik nasional jalur laut tersebut. Salah satu indikator yang ingin dicapai Pemerintah adalah ketersediaan komoditas pangan dan berbagai kebutuhan pokok masyarakat di kawasan Timur Indonesia dengan harga yang terjangkau.

Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah sudah mengusahakan tol laut sebagai jalur transportasi laut bagi sejumlah komoditas. Dengan tol laut tersebut diharapkan wilayah-wilayah Indonesia, utamanya bagian Timur, untuk dapat terhubung sehingga mampu menekan harga komoditas. Menurut Presiden, di Indonesia bagian Timur sudah dirasakan oleh masyarakat adanya penurunan harga 20%--25%.

“Saya kira sebuah penurunan yang cukup tinggi. Namun, nantinya apabila rute dan trayek ini semakin banyak, kita meyakini bahwa turunnya harga-harga ini akan menjadi semakin lebih baik lagi," ujar Presiden melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (5/5/2017).

Bagaimana peran PT PELNI dalam menyukseskan program strategis Pemerintahan Joko Widodo tersebut. Bisnis.com akan melaporkan dari kegiatan kunjungan dan diskusi eksklusif bersama manajemen PT PELNI yang berlangsung saat ini. Simak laporannya berikut ini.

12:05 WIB
Pengendalian Harga Semen di Papua Butuh Tambahan Satu Kapal Tol Laut

Direktur Marketing dan Supply Chain PT Semen Indonesia Ahyanizzaman mengatakan guna memaksimalkan upaya penurunan harga semen di Papua, dinilai fasilitas tol laut yang sudah ada sekarang masih perlu penambahan agar lebih maksimal dampaknya.

"Kebetulan kami dapat tugas menciptakan satu harga, antara di Papua dan Jawa bisa ditekan disparitasnya tidak terlalu tinggi. Lalu, pertanyaannya tol laut Semen Indonesia ini jalan tidak? Jalan, tapi perlu disempurnakan," ujarnya di sela FGD dengan tema Optimalisasi Tol Laut untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis di Gedung Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (31/5/2017).

Dia mengatakan harga semen di Indonesia, selain di Papua, relatif sama, disparitas tidak terlalu besar, sekitar Rp55.000 - Rp59.000, dengan konsumsi terbesar di Pulau Jawa yang mencapai sekitar 50%-70% dari seluruh konsumsi di Indonesia.

"Kalau di Papua, wilayah pesisir harganya diatas Rp90.000 dan terkadang ada yang Rp100.000. Lalu kalau ke arah Wamena bisa Rp500.000. dan semakin ke arah pegunungan semakin tinggi lagi harganya, bisa Rp2,3 juta - Rp2,5 juta per sak," ujarnya.

Menurutnya tingginya harga tersebut lantaran biaya transportasi ke pegunungan juga tinggi. "Angkutnya pakai pesawat udara. Posisi paling mahal di puncak," ujarnya.

Menurutnya besarnya ongkos transportasi memegang porsi sekitar 15% khusus di Jawa, sementara di Papua bisa sekitar 41%. "Dengan tol laut saat ini, bisa menurunkan ongkos transportasi saja sekitar Rp2000-Rp400O per sak," ujarnya.

Dia menerangkan tol laut yang sudah jalan selama ini baru dengan satu kapal, dengan lama waktu tempuh 28 hari. "Masih kurang, minimal perlu ditambah satu kapal lagi. Karena banyak daerah di Papua belum tercover secara merata, seperti di Jayapura," ujarnya.

Simak video ini hanya di Bisnis TV: Tol Laut Bisa Tumbuhkan Perniagaan di Indonesia Timur

 

11:44 WIB
Pengamat Transportasi: Harus Dibangun Galangan Kapal di Indonesia Timur

Pengamat transportasi menilai galangan kapal harus mulai dibangun di Indonesia bagian Timur.

Tri Achmadi, pengamat transportasi dari Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, mengatakan Indonesia menghadapi tiga tantangan dalam pengembangan tol laut. "Tantangan geografis, negara banyak lautnya, lalu demografis, dan pelaku atau SDM [Sumber Daya Manusia]," tutur Tri di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (31/5).

Dia menilai selama ini Indonesia belum melakukan pembanguhan infrastruktur berbasis laut. Sebaliknya, pemerintah Indonesia banyak yang memberikan pemaknaan membangun infrastruktur di daratan, seperti membangun jalan tol dan jembatan.

"Indonesia ini secara ekonomi cuma Jawa dan Sumatera, dan sekitar 60%nya itu yang di Jawa," sambungnya.

Tri menyatakan Indonesia bagian Timur yang mayoritas dikuasai oleh perairan seharusnya mengalami pembangunan infrastruktur berbasis kemaritiman. Misalnya, untuk mewujudkan infrastruktur ramah laut, maka perlu dibangun galangan kapal di sana.

"Indonesia Timur ini isinya air. Kapal pergi kesana, tetapi kalau terjadi kecelakaan atau perbaikan bagaimana? Mau mengangkut kapalnya nanti bagaimana? Tidak ada," jelasnya.

Dia menegaskan Indonesia yang mengakui sebagai negara maritim nyatanya belum melakukan pembangunan kemaritiman. Galangan kapal sebanyak 88% berada di Indonesia bagian Barat misalnya di Batam, Surabaya, dan Semarang. Padahal 90% kapal beroperasi ke Indonesia bagian Timur.

"Apa susahnya bangun galangan kapal? Pelabuhan juga sama," imbuhnya. (GFA)

11:37 WIB
Pelni Garap 30 Rumah Kita di Indonesia Timur

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau PT Pelni siap menggarap 30 unit Rumah Kita, salah satu program Kementerian Perhubungan.

Direktur Utama PT Pelni, Elfien Guntoro menyatakan 30 unit Rumah Kita itu akan beroperasi di Indonesia bagian Timur. "Beberapa lokasi itu ada di Saumlaki, Merauke, Morotai," kata Elfien di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (31/5).

Dia mengatakan, optimalisasi program tol laut bisa dilakukan jika ada rancangan program arus barang yang sinergis antar kementerian. Salah satu yang harus dilakukan adalah memastikan interchange barang terjamin. "Makanya, kenapa Cikarang dan Priok tidak disambung dengan tongkang atau dryport, biar menyambung," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menegaskan alasan mengapa keterisian barang dalam tol laut sangat kurang karena masyarakat di Indonesia bagian Timur belum memiliki mental berdagang.

"Tidak terpikir oleh mereka bagaimana berdagang. Hanya masih dalam cluster-cluster mereka saja, cluster yang besar. Oleh sebab ini masalah ini lebih dari disparitas harga tol laut ship follow the trade tapi masalah mental,"

Dia menilai dengan adanya tol laut yang bertujuan menurunkan disparitas harga melalui ship follow the trade maka masyarakat Indonesia Timur bisa mengumpulkan barang untuk dibawa ke Indonesia bagian Barat.

Tak hanya itu, Menhub Budi menegaskan bahwa proyek Rumah Kita juga tidak terbatas pada badan usaha milik negara saja. Dia berencana untuk mengundang pihak swasta seperti perusahaan pelayaran dan logistik mengelola Rumah Kita. (GFA)

11:30 WIB
Program Tol Laut Dipastikan Membantu Penurunan Harga Barang Pokok

Kehadiran tol laut dan gerai maritim dipastikan membantu penurunan harga sejumlah barang pokok.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti mengatakan pengaruh tol laut dan gerai maritim memang belum dirasakan oleh semua komoditas pangan. Tetapi, sebagian barang pokok sudah mengalami penurunan.

"Tidak semua harga turun tapi beberapa komoditas turun pada April 2017 dibandingkan dengan Agustus 2016, sebelum adanya tol laut dan gerai maritim. Di Fakfak, Papua, harga beras yang awalnya Rp13.000 per kilogram sekarang Rp10.000 per kilogram. Di Natuna, dari Rp14.000 per kilogram menjadi Rp12.500 per kilogram," sebut dia dalam FGD bertema Optimalisasi Tol Laut Untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (31/5/2017).

Gula pasir dan daging sapi segar juga menjadi barang pokok yang harganya mulai terpangkas. Kemendag mengaku masih melakukan kajian untuk mencari tahu faktor yang menyebabkan tidak semua komoditas dan daerah mengalami penurunan harga.

Sebagai instrumen tambahan yang dapat mendukung efektivitas tol laut adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 27/2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen. Dalam regulasi ini, pemerintah mematok harga acuan beras, jagung, kedelai, gula, minyak goreng, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras.

Tjahya tidak membantah pemanfaatan tol laut dan gerai maritim belum maksimal. Saat ini, terdapat 13 trayek sinergi antara tol laut dengan gerai maritim.

"Kemendag punya pusat distribusi regional dan provinsi. Mungkin bisa disinergikan dengan Rumah Kita supaya bisa jadi hub distribusi barang dari program tol laut," tutur dia.

Rumah Kita merupakan semacam gudang logistik untuk program tol laut yang diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). (Annisa Margrit)

11:11 WIB
Dirut Pelni: Optimalisasi Tol Laut Butuh Sinergi Antar Kementerian

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) menilai optimalisasi program tol laut bisa dilakukan jika ada rancangan program arus barang yang sinergis antar-kementerian.

Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Elfien Goentoro menyatakan selama ini program industri kemaritiman untuk menurunkan biaya logistik belum sinergis antar kementerian.

"Harus disatukan programnya, jangan masing-masing punya program," ujar Elfien di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (31/5).

Dia memaparkan, selama ini kapal-kapal Pelni sudah beroperasi untuk program tol laut di enam lintasan. Dia menyebutkan, jadwal tersebut juga terorganisir dengan baik, dan berjalan reguler. Permasalahannya adalah keterisian barang yang tidak optimal, sehingga berimbas pada harga yang tidak turun.

"Kita bicara biaya logistik tinggi, ini harus diurai, PT Pelni ditugaskan tol laut hanya untuk membawa container yield ke container yard. Cuma ke antarpelabuhan, logistik tidak cuma di laut, tapi 50% besarnya di hinterland, di daratan," kata Elfien dalam paparannya di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (31/5).

Dia menjelaskan, biaya di laut hanya menyumbang 20%, pelabuhan hanya 30%. Inilah alasan mengapa dwelling time tinggi, dan bahwa biaya logistik tinggi di daratan bukan di laut.

"Kita coba lihat, dimana sentra produksi adanya di Jawa, di daerah Timur tidak pernang angkut barang. Karena tidak ada yang dibawa, cuma rumput laut, garam, komoditas tertentu, dan tidak besar. Kalau demikian, bagaimana bisa kapal laut selalu terisi penuh?" ungkap Elfien.

Oleh sebab itu dia mengimbau agar kebijakan yang dibuat pemerintah seharusnya bersifat inklusif jangan ekskulif dari setiap kementerian. Dia menilai setiap instansi memiliki program masing-masing, baik itu Rumah Kita lalu ada pula Gerai Maritim. Dia menegaskan penyatuan program juga akan mempermudah pihak operator melaksanakan tugasnya.

"Di daerah terpencil, terluar, perintis harus ada, pemerintah harus hadir. Ship follow the trade, kita mengenergize ulang yang dilalui kapal tersebut," sambungnya. (Gloria FK Lawi)

10:58 WIB
Stabilkan Barang Pokok, Kemendag Pacu Perdagangan Antarpulau Lewat Tol Laut

Perdagangan antar pulau lewat pemanfaatan tol laut menjadi salah satu mekanisme yang digunakan oleh Kementerian Perdagangan dalam menstabilkan pasokan dan harga barang pokok.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti mengatakan perdagangan antarpulau merupakan amanat dari UU 7/2014 tentang Perdagangan. Ada beberapa tujuan yang diharapkan tercapai lewat perdagangan antarpulau yaitu keseimbangan pasokan antardaerah bisa diatur, mengurangi disparitas harga, dan pengembangan produk unggulan di setiap daerah.

"Kami sudah turun ke 34 provinsi dan terlihat daerah yang surplus dan minus. Surplus tidak berarti daerah produsen, contohnya Jakarta. Sementara, yang minus kebanyakan daerah yang memang tidak punya produksi bahan pokok," ungkapnya dalam FGD bertema Optimalisasi Tol Laut Untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (31/5/2017).

Tjahya melanjutkan lewat perdagangan antar pulau, Kemendag mengangkat potensi masing-masing daerah dengan melakukan sinergi antara tol laut dengan gerai maritim. "Hal nyata yang kami lakukan adalah kumpulkan 13 bupati dari wilayah Indonesia Timur dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Surabaya, yang isinya para bupati ini meminta dikirimkan barang dari Surabaya. Sebaliknya, Pemda Surabaya akan membeli atau mengangkut barang dari daerah timur," papar dia.

Salah satu produk yang dibawa dari Indonesia Timur adalah garam dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Barang pokok ini dibeli oleh sebuah perusahaan yang berada di ibukota Jawa Timur itu.

Dengan perdagangan antar pulau, biaya juga dapat ditekan karena kapal tidak kembali dengan muatan kosong ke Pulau Jawa. Muatan yang dibawa dari wilayah timur misalnya ikan cakalang, ikan tenggiri, pala, dan ikan asin. (Annisa Margrit)

10:54 WIB
Menhub: Tol Laut Dapat Jadi Trigger Maraknya Perdagangan di Indonesia Timur

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap kehadiran program tol laut dapat menjadi pemicu atau trigger maraknya aktivitas perdagangan di Indonesia Timur.

Pasalnya, selama ini masyarakat Indonesia di Kawasan Timur dinilai tidak banyak yang memiliki visi dan niatan untuk berdagang.

"Kalau IndonesiaTimur bukan saja tertinggal secara fisik tetapi juga secara mental. Karena kami di beberapa kota ditemukan tidak adanya visi atau niatan berpikir bagaimana berdagang," ujarnya, di sela FGD dengan tema Optimalisasi Tol Laut untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis di Gedung Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (31/5/2017).

Padahal, kata Menhub, dengan aktivitas berdagang dapat membuat mereka terhubung dengan aktivitas perdagagan lainnya yang lebih besar. Maka, kata dia, lebih dari sekedar disparitas, kehadiran tol laut dapat mulai menjadi pemicu bagi mereka untuk mulai berdagang.

Pasalnya kata dia, terdapat sebuah konsep Trade follow The ship, di mana aktivitas perdagangan akan mengikuti kedatangan kapal di sana. "Karena ada suatu konsep Trade follow The Ship, di situ akan terjadi suatu perdagangan luar biasa, karena akan saling membutuhkan. Maka dengan adanya tol laut ini, di Indonesia Timur makin tumbuh perdagangannya," ujarnya.

Menhub menambahkan, selama dua tahun PELNI telah merintis tol laut dengan enam lintasan dengan rata rata perjalanan 15-30 hari. "Ini sudah memberikan harapan tapi belum memberikan coverage maksimal," ujarnya. Oleh sebab itu, pihaknya sangat berharap kehadiran tol laut dapat maksimal memberikan manfaat sebesarnya bagi masyarakat. (Puput Adi Soekarno)

10:11 WIB
Para Peserta FGD Antusias Menyimak Pemaparan dari Pemateri

Para peserta FGD dengan tema Optimalisasi Tol Laut Untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis terlihat antusias menyimak pemaparan dari para pemateri yang hadir di Wisma Bisnis Indonesia hari ini, Rabu 31 Mei 2017. FGD ini merupakan hasil kerja sama harian Bisnis Indonesia dengan PT PELNI (Persero) sebagai pengemban amanat dari Pemerintah dalam menyukseskan program tol laut.

10:39 WIB
Dirjen Kemendag: Harga Bahan Pokok Lebih Terkendali Pada Bulan Puasa Tahun Ini

Kementerian Perdagangan mengklaim jumlah barang pokok yang mengalami kenaikan harga pada Ramadan kali ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga dapat melawan citra bahwa harga selalu naik pada bulan puasa.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti mengatakan pihaknya telah menunjuk BUMN untuk menjaga stabilisasi harga dan distribusi barang. Hasilnya, sebagian barang pokok tetap stabil di sisi pasokan dan harga.

"Sekarang hanya bawang putih, daging ayam, dan telur ayam yang naik. Untuk bawang putih, kami sudah kumpulkan semua importir dan minta mereka laporkan stok serta jalur distribusinya ke pasar," jelasnya dalam FGD bertema Optimalisasi Tol Laut Untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (31/5/2017).

Harga bawang putih disebut telah naik sampai 30%, sedangkan daging ayam terkerek sekitar 5%.

Tjahya mengakui pertemuan dengan importir bawang putih tidak bisa serta merta membuat harga turun. Tetapi, Kemendag menyatakan akan terus melakukan pengawasan terhadap implementasinya.

Adapun untuk daging ayam dan telur ayam, pemerintah memang membiarkan harganya naik hingga level tertentu. Pasalnya, kedua barang pokok ini 1-2 bulan silam sempat jatuh. Kenaikan harga yang terjadi saat ini dipandang masih wajar dan diharapkan dapat membantu peternak untuk bernapas. (Annisa Margrit)

10:19 WIB
Menhub: Tol Laut Bisa Jadi Core Business Baru dari PELNI

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merasa sedih masih menemukan banyak pedagang yang ternyata tidak mengetahui akan keberadaan tol laut.

Padahal, keberadaan tol laut ini sangat bermanfaat bagi pedagang maupun masyarakat, pasalnya dapat menekan terjadinya disparitas harga yang terjadi selama ini.

"Beberapa waktu lalu dalam suatu diskusi, saya merasa sedih karena ternyata masih ada beberapa perdagangan tidak tahu adanya tol laut," ungkapnya di sela-sela FGD dengan tema Optimalisasi Tol Laut untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis di Gedung Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (31/5/2017).

Maka dari itu, kata dia, Kemenhub meminta banyak pihak, baik PELNI yang mendapatkan penugasan tol laut maupun rekanan swasta untuk terus menghimpun komunikasi dan menyosialisasikan akan adanya program ini.

"Kalau komunikasi ini cair maka kapitalisasi tol laut ini pasti terjadi," ujarnya.

Bahkan, kata Menhub, keberadaan tol laut, bukan tidak mungkin, bisa menjadi core business baru dari PELNI dengan membangun logistik spesifik di daerah tertentu. "Karena banyak pptensi tapi belum dimaksimalkan," ujarnya.

Pihaknya pun mengapresiasi diskusi yang digelar Bisnis Indonesia dan menaruh harapan dengan gelaran ini dapat semakin mensosialisasikan keberadaan tol laut bagi masyarakat. (Puput Adi Soekarno)

09:28 WIB
Direktur Bisnis Indonesia: FGD Diharapkan Mengkaji Lebih Dalam Program Tol Laut

Bisnis Indonesia menggelar diskusi terbatas dengan tema "Optimalisasi Tol Laut Untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis.

Diskusi terbatas ini diselenggarakan di Wisma Bisnis Indonesia, Jalan KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat. Turut hadir sebagai keynote speaker adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi

Diskusi ini menghadirkan para narasumber; Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) Elfien Goentoro, Direktur Marketing PT Semen Indonesia Tbk Ahyani Zaman, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Tjahja Widayanti, dan Pakar Transportasi Institut Teknologi Sepuluh November Tri Achmadi.

Turut hadir para stakeholder, Wakil Ketua Umum Bidang Transportasi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Carmelita Hartoto, Wakil Ketua Bidang Distribusi dan Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman, Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi.

Acara ini dibuka oleh Direktur Pemberitaan Bisnis Indonesia Arif Budisusilo. Dia berharap agar diskusi ini bisa mengkaji lebih dalam program tol laut menunjang efisiensi. (Gloria FK Lawi)

09:11 WIB
Peserta FGD Mulai Hadir, Termasuk Direktur Utama PELNI Elfien Goentoro

Sejumlah peserta diskusi sudah mendatangi acara seminar Optimalisasi Tol Laut Untuk Stabilitas Harga Barang Strategis, pagi ini, Rabu (31/5/2017) di redaksi Harian Bisnis Indonesia. Terlihat hadir Direktur Utama PT PELNI Elfien Goentoro dan Direktur Marketing PT Semen Indonesia Tbk Ahyani Zaman, dan segenap manajemen dari dua perusahaan tersebut. (Rahayuningsih)


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper