Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat pengangguran Jepang tetap berada di level terendah dalam lebih dari dua dekade pada bulan lalu, sedangkan penjualan ritel naik untuk bulan keempat.
Seperti dilansir Bloomberg, Selasa (30/5/2017), tingkat pengangguran untuk bulan April mencapai 2,8% atau sesuai dengan prediksi pasar.
Adapun perbandingan jumlah pekerjaan terhadap pemohon berada di posisi 1,48, lebih tinggi dari perkiraan di posisi 1,46 sekaligus tertinggi sejak pertengahan 1970.
Sementara itu, data penjualan ritel naik 1,4% dari bulan Maret, dan menanjak 3,2% dibandingkan dengan April tahun lalu.
Di sisi lain, belanja rumah tangga turun 1,4% pada April dibandingkan dengan setahun sebelumnya atau lebih besar dari prediksi penurunan 0,9% dan penurunan sebesar 1,3% pada Maret.
Permintaan swasta rebound selama tiga bulan pertama tahun ini seiring ekspansi ekonomi Jepang untuk kuartal kelima berturut-turut, rentetan pertumbuhan terpanjang dalam satu dekade.
Namun aktivitas rumah tangga masih harus berjuang, dengan pekerja yang menerima kenaikan gaji terbatas meskipun pasar tenaga kerja ketat. Dengan konsumsi pribadi berkontribusi hampir 60% dari ekonomi, tingkat upah dan belanja konsumen perlu mendapatkan daya tarik sebelum pemulihan Jepang menjadi mandiri.
“Penguatan pada penjualan ritel dan belanja rumah tangga inti pada April menunjukkan bahwa konsumsi swasta berada di jalur untuk kenaikan solid lebih lanjut pada kuartal kedua,” ujar ekonom Capital Economics Marcel Thieliant.
Menurutnya, pertumbuhan pekerjaan tetap sangat kuat dan pasar tenaga kerja mengalami keadaan terketat setidaknya dalam dua dekade. Ia pun memperkirakan tingkat pengangguran akan turun sedikit dalam beberapa bulan mendatang.