Tahun ini, PJAA Proyeksikan Kenaikan Laba 90%

JAKARTA--PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. memproyeksikan raihan laba bisa tumbuh hingga 90% pada akhir 2017.

JAKARTA--PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. memproyeksikan raihan laba bisa tumbuh hingga 90% pada akhir 2017.

Direktur Keuangan Pembangunan Jaya Ancol Daniel Nainggolan mengungkapkan pendapatan perusahaan bisa tumbuh 15% pada tahun ini dan raihan laba bisa naik lebih tinggi.

Pada tahun ini, perseroan juga mencadangkan Rp29,5 miliar untuk proyek hotel baru yang terhenti. Dalam pembangunan hotel itu, emiten  bersandi saham PJAA telah menginvestasikan dana senilai Rp65 miliar.

"Kemungkinan laba tahun ini naik 90%, karena kami telah melakukan pencadangan pada tahun lalu," ungkapnya, Rabu (24/5/2017).

Pada tahun ini, memiliki utang obligasi yang jatuh tempo pada semester II/2017 senilai Rp200 miliar. Dia mengungkapkan untuk melunasi utang obligasi tersebut, tidak menutup kemungkinan akan menggunakan sisa penawaran umum berkelanjutan (PUB) 2016 senilai Rp700 miliar.

Pada Maret 2017, nilai pendapatan usaha mencapai Rp263,08 miliar, atau turun dari posisi Rp280,03 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, raihan laba komprehensif yang diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp39,8 miliar,  naik tipis dari posisi Rp38,54 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali mengatakan Ancol juga memproyeksikan jumlah pengunjung bakal naik 5% dari posisi 18,8 juta pengunjung pada tahun lalu, atau naik menjadi 19,74 juta pengunjung.

Musim liburan anak sekolah dan Lebaran, sambung Sahir, jumlah pengunjung biasanya bertambah 100.000 pengunjung dengan target pendapatan bisa bertambah Rp20 miliar. Dia mengungkapkan hari libur dan hari raya keagamaan biasanya menyumbang 70% dari pendapatan perusahaan.

Selama Lebaran, perseroan juga mempersiapkan beberapa wahana baru untuk meningkatkan daya tarik pengunjung. Selain itu, Ancol juga tengah melakukan studi banding dengan sea world di Jepang, Amerika Serikat dan China. 

"Kami masih studi banding. Investasi bisa di atas Rp200 miliar," ungkapnya.

Dia mengungkapkan dana pembangunan sea world bisa berasal dari kas internal dan juga pinjaman perbankan atau sisa emisi obligasi berkelanjutan. Sebagai negara maritim, katanya, Indonesia harus bisa memiliki sea world yang bisa dibanggakan pada tamu-tamu international.

Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol C. Paul Tehusijarana mengungkapkan melakukan pengkajian ulang pada pembangunan hotel yang telah dilakukan sejak 2013. Dia mengungkapkan pembangunan hotel tersebut terhenti sebab adanya kajian terbaru.

Paul mengungkapkan tidak menutup kemungkinan pembangunan holel yang tertunda, dilanjutkan kembali. Perseroan juga akan melakukan penyelesaian rencana induk kawasan dan menjalin kerja sama dengan mitra pengembang ternama guna meningkatkan nilai jual produk properti.

Pada tahun ini, PJAA juga akan melakukan pengembangan berupa inovasi dan renovasi. lnovasi yang direncanakan yakni pengembangan Sea World Ancol, pembangunan coaster dan children playground di Dufan dan pembangunan instalasi air limbah bekerja sama dengan PD PAL.

Selain itu, Ancol juga memperpanjangan jalur kereta wisata dari area timur sampai area barat Ancol yang dapat menjadi alternatif pilihan inner transportation.  Paul memaparkan aktivitas manajemen juga tengah mengadakan renovasi pada Putri Duyung Ancol, pompa air, penambahan pompa banjir dan perbaikan infrastruktur guna mendukung kenyamanan konsumen.

Paul mengharapkan melalui renovasi dan inovasi ini bisnis Ancol dapat meningkatkan raihan laba perseroan menjadi lebih baik lagi di sepanjang 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : MediaDigital
Editor : MediaDigital
Sumber : Marketing Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper