Bisnis.com, BENI SUEF, Mesir - Pemadaman listrik sering terjadi di Mesir sejak 2012-2014 sehingga negara itu langsung menggagas megaproyek pembangkit listrik berkapasitas 14.400 megawatt.
Proyek itu ditargetkan selesai dalam waktu 3 tahun, yaitu pada Juni 2018 sejak penandatanganan kontrak pada Juni 2016.
Proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) itu milik Pemerintah Mesir yang digarap oleh konsorsium Siemens Mesir, Elsewedy Electric, dan Orascom.
CEO Siemens Mesir Emad Ghali menjelaskan bahwa pada 2012 mulai terjadi pemadaman listrik secara luas di Mesir karena ada defisit pasokan setrum 1.000 MW. Bahkan, katanya, defisit listrik itu terus naik hingga 2014 ketika terjadi pemadaman listrik yang semakin masif di Negeri Piramida itu.
Dia menambahkan, pada September 2014 terjadi pemadaman listrik di seluruh penjuru Mesir.
Hal itu membuat pemerintah negara yang sekarang dipimpin oleh Fattah El Sisi itu mengambil keputusan yang tidak biasa dengan membuat program percepatan untuk mengatasi persoalan defisit listrik dari perspektif yang berbeda.
"Ketika negara [Mesir] dihantam persoalan pemadaman listrik. Hampir semua terjadi pemadaman listrik. Pemerintah bertanya kepada kami [Siemens], apa yang bisa kami lakukan? Pada saat yang sama Elsewedy Electric sedang membangun pembangkit listrik berkapasitas 700 MW di sekitar New Capital dekat wilayah proyek kedua kami," katanya saat mendampingi wartawan saat kunjungan ke PLTGU Beni Suef di Mesir, Senin (22/5).
Selain itu, Siemens mengusulkan kepada Pemerintah Mesir untuk membangun PLTGU dan energi terbarukan terutama angin. "Itu rekomendasi kami kepada pemerintah."
Kapasitas listrik di Mesir saat ini sekitar 35.000 MW. Pertumbuhan ekonomi di Mesir, katanya, sekitar 4%, sedangkan pertumbuhan permintaan listrik mencapai 7% per tahun.