Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serentetan Tantangan Masih Intai Pengembangan PLTU

Para pengusaha pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mengeluhkan sejumlah tantangan dalam pelaksanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTLkat) periode 2017 - 2026.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Para pengusaha pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mengeluhkan sejumlah tantangan dalam pelaksanaan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTLkat) periode 2017 - 2026.

Heru Dewanto, CEO Cirebon Power, menyebutkan ada tiga tantangan besar yang bisa menghambat realiasi pembangunan PLTU di Indonesia. Pertama, masalah pembiayaan lantaran investor global yang bersedia mendanai proyek listrik batubara makin berkurang.

Menurutnya, investor banyak mendapat tekanan agar tidak menyalurkan pembiayaan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara. Investor Amerika Serikat (AS) dan negara anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) juga menolak mendanai PLTU, kecuali yang masih menggunakan teknologi batubara bersih.

“Hanya Jepang, Korea Selatan dan China yang masih mau membiayai proyek listrik batubara. Untuk itu perlu ada solusi pendanaan bagi proyek listrik batubara yang bersumber dari dalam negeri, kalau tidak kondisi ini dapat menghambat target megaproyek listrik 35.000 MW, ” ujar Heru pada Kamis (11/5/2017).

Kedua, banyaknya regulasi terkait proyek listrik. Dia mengatakan, dalam empat tahun terakhir tercatat ada 112 regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Heru tak menampik jika dalam beberapa sektor perlu ada pembenahan khusus pada kebijakan di sektor kelistrikan sebagai perbaikan. Namun menurutnya perubahan regulasi yang terlalu banyak akan berdampak terhadap investasi bagi produsen listrik swasta (IPP).

“Contohnya, kebijakan pemerintah tentang pembangkit listrik di sumber energi atau mulut tambang. Kami sepakat dengan kebijakan mendekatakan pembangkit dengan sumber energinya, tapi ada konsekuensi yakni transmisi dan distribusi listrik menjadi lebih panjang dari sebelumnya,” katanya.

Dia melanjutkan, untuk membangun pembangkit di mulut tambang sekaligus mengembangkan jalur transmisi dia menilai PLN dapat lebih banyak berperan untuk mengembangkan jalur transmisi. Sementara itu IPP dapat membangun menyediakan generatornya. 

Tantangan ketiga adalah isu lingkungan hidup yang kini banyak dihadapi proyek listrik berbahan bakar batubara. Heru berharap pemerintah dapat menjadi jembatan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, lantaran PLTU merupakan proyek yang didukung oleh pemerintah. 

Seperti diketahui, batu bara masih menjadi sumber energi dengan porsi terbesar dibandingkan dengan energi primer lainnya. Tahun ini, porsi batu bara dalam bauran energi sebesar 55,6% sedangkan pada 2026 diperkirakan menurun menjadi 50,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper