Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah pelaku usaha properti meyakini pasar rumah pertokoan (ruko) akan mulai bergeser ke proyek Small Office dan Home Office (SOHO). Kondisi itu menyesuaikan dengan gencaranya generasi muda yang memulai perusahaan rintisan (Start Up Company).
SOHO Ruang multi fungsi yang menggabungkan fungsi rumah tinggal dengan fasilitas kantor dinilai memiliki konsep lebih sederhana dan mudah mengakomodir perusahaan rintisan terutama dari sisi harga ketimbang rumah pertokoan.
Konsultan pengembang bisnis properti Lilly Tjahnadi mengatakan Pasar SOHO masih menjanjikan dengan tercatatnya produktivitas 20 juta generasi muda yang ke depannya berpotensi menjadi pelaku usaha profesional. Kebijakan presiden Joko Widodo mengembangkan industri bisnis kreatif menjadi salah satu stimulusnya.
Menurut dia persaingan di sektor ini masih minim dan memberikan potensi pengembangan lebih lanjut apabila pengembang menyeriusinya. Pasalnya selama ini belum ada pengembang yang meluncurkan satu gedung SOHO secara penuh.
“Saat ini udah terdapat beberapa proyek SOHO seperti Brooklyn di alam Sutera. Tapi proyek semacam ini dan sebelumnya masih banyak yang test market saja. Sehingga SOHO diluncurkan hanya berupa beberapa lantai saja yang kemudian bangunan atasnya apartemen,”katanya kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Gairah Pasar SOHO pun diproyeksikan akan beriringan dengan siklus indutri properti nasional yang diperkirakan dapat memertahankan puncaknya selama 2—3 tahun mendatang pasaca berada di titik nadir tahun lalu.
