Bisnis.com, JAKARTA--Utang pemerintah Indonesia hingga Maret 2017 sudah mencapai Rp3.649,75 triliun. Penambahan utang neto pada hingga periode tersebut mencapai Rp138,6 triliun.
Penambahan utang neto tahun ini paling banyak pada kenaikan surat berharga negara (SBN), naik senilai Rp132,23 triliun, sedangkan utang dalam bentuk pinjaman naik senilai Rp6,37 triliun.
Pada Maret 2017, posisi utang pemerintah terdiri dari surat berharga negara (SBN) senilai Rp2.912,84 triliun (79,8%) dan pinjaman senilai Rp736,91 triliun (20,2%).
Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, utang Pemerintah Pusat Maret 2017 secara neto meningkat sebesar Rp60,63 triliun. Peningkatan berasal dari kenaikan SBN neto senilai Rp64,04 triliun dan berkurangnya pinjaman (neto) sebesar Rp3,41 triliun.
Dalam laman DJPPR Kemenkeu yang dikutip pada Selasa (25/4/2017), pembayaran kewajiban utang di Maret 2017 mencapai sebesar Rp84,13 triliun, terdiri dari pembayaran pokok utang yang jatuh tempo sebesar Rp51,36 triliun dan pembayaran bunga utang sebesar Rp32,77 triliun.
Adapun indikator risiko utang pada Maret 2017 menunjukkan rasio utang dengan tingkat bunga mengambang (variable rate) sebesar 12% dari total utang, sedangkan dalam hal risiko tingkat nilai tukar, rasio utang dalam mata uang asing terhadap total utang adalah sebesar 42%.
Average Time to Maturity (ATM) sebesar 9 tahun, sedangkan utang jatuh tempo dalam 5 tahun sebesar 36,6% dari outstanding.