Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga Maret 2017, Utang Pemerintah Tembus Rp3.649,75 Triliun

Bisnis.com, JAKARTA--Utang pemerintah Indonesia hingga Maret 2017 sudah mencapai Rp3.649,75 triliun. Penambahan utang neto pada hingga periode tersebut mencapai Rp138,6 triliun.
Presiden Joko Widodo memimpin Sidang Kabinet Paripurna terkait pagu indikatif RAPBN 2018 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/4)./Antara-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo memimpin Sidang Kabinet Paripurna terkait pagu indikatif RAPBN 2018 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/4)./Antara-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA--Utang pemerintah Indonesia hingga Maret 2017 sudah mencapai Rp3.649,75 triliun. Penambahan utang neto pada hingga periode tersebut mencapai Rp138,6 triliun.

Penambahan utang neto tahun ini paling banyak pada kenaikan surat berharga negara (SBN), naik senilai Rp132,23 triliun, sedangkan utang dalam bentuk pinjaman naik senilai Rp6,37 triliun.

Pada Maret 2017, posisi utang pemerintah terdiri dari surat berharga negara (SBN) senilai Rp2.912,84 triliun (79,8%) dan pinjaman senilai Rp736,91 triliun (20,2%).

Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, utang Pemerintah Pusat Maret 2017 secara neto meningkat sebesar Rp60,63 triliun. Peningkatan berasal dari kenaikan SBN neto senilai Rp64,04 triliun dan berkurangnya pinjaman (neto) sebesar Rp3,41 triliun.

Dalam laman DJPPR Kemenkeu yang dikutip pada Selasa (25/4/2017), pembayaran kewajiban utang di Maret 2017 mencapai sebesar Rp84,13 triliun, terdiri dari pembayaran pokok utang yang jatuh tempo sebesar Rp51,36 triliun dan pembayaran bunga utang sebesar Rp32,77 triliun.

Adapun indikator risiko utang pada Maret 2017 menunjukkan rasio utang dengan tingkat bunga mengambang (variable rate) sebesar 12% dari total utang, sedangkan dalam hal risiko tingkat nilai tukar, rasio utang dalam mata uang asing terhadap total utang adalah sebesar 42%.

Average Time to Maturity (ATM) sebesar 9 tahun, sedangkan utang jatuh tempo dalam 5 tahun sebesar 36,6% dari outstanding.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper