Bisnis.com, JAKARTA - Meski belum lama diluncurkan, pendidikan vokasional mulai populer di kalangan pelaku usaha nasional.
Dengan terlibat pendidikan vokasional, pelaku usaha terlibat aktif menyerap tenaga kerja lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan konsep link and match pada pendidikan vokasional memungkinkan tenaga kerja dari lulusan SMK dapat terserap langsung oleh industri.
Selama masa pendidikan vokasi, siswa SMK pun dapat belajar langsung di lingkungan pekerjaan.
"Pada peluncuran pendidikan vokasional tahap II di Jawa Tengah dan Yogyakarta, 117 perusahaan antusias terlibat. Ada 389 SMK. Saat peluncuran pertama di Jatim, masih 50 perusahaan yang terlibat," kata Airlangga saat melucurkan program vokasional di Semarang, Jumat (21/4/2017).
Selain memperkenalkan program vokasional, Airlangga juga mendampingi sejumlah perusahaan untuk menyerahkan bantuan peralatan pabrik untuk SMK.
Baca Juga
Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain PT. Djarum, PT Astra Honda Motor (AHM), PT Astra Daihatsu Motor, PT Evercoss Technology Indonesia, PT Unggul Semesta, PT Yogya Presisi Teknikatama Industri, PT Terryham Proplas Indonesia, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan PT Sido Muncul.
Sebagai upaya mendorong kompetensi SMK binaannya, AHM juga mengembangkan konsep SMK sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang berwenang mengukur dan memvalidasi kompetensi siswa sebelum mereka memasuki dunia industri. Saat ini tercatat ada 56 SMK yang telah menjadi SMK TUK KTSM Astra Honda.
Pada periode 2017-2019, Kemenperin merancang sejumlah kegiatan untuk menyiapkan tenaga kerja industri tersertifikasi sebanyak 1.040.552 orang.
Program-program tersebut perlu dikolaborasikan dengan berbagai pemangku kepentingan terkait seperti Kadin, Kemenristekdikti, dan Kemenaker.