Bisnis.com, JAKARTA – Berita baik bagi Sekolah Menengah Kejuruan. Kementerian Perindustrian akan mengucurkan dana hingga Rp500 juta untuk memperbarui teknologi.
Untuk merealisasikan rencana ini, Kemenperin sedang mengubah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2017.
Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar menyampaikan pihaknya menginginkan proses pembaruan teknologi pada SMK dapat disegerakan. Apalagi, ratusan SMK telah menjalik kerja sama vokasi dengan industri. Kemenperin telah mengajukan anggaran untuk SMK dari DIPA 2017 yang berada pada pos Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Sekjen Kemenperin.“Sedang diproses untuk dapat dimulai tahun ini. Kami lakukan realokasi anggaran dan sudah disetujui DPR. Anggarannya dari Pusdiklat Kemenperin,” jelas Haris, Rabu (19/4/2017).
Menurutnya, proses relokasi anggaran tersebut sedang dibahas dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Bappenas dan Kementerian Keuangan sehingga dana teknologi SMK dapat digunakan mulai semester kedua tahun ini.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sebelumnya menyampaikan SMK terdesak untuk segera memperbarui teknologi jika ingin para lulusannya dapat terserap langsung ke industri. Dia mencatat saat ini fasilitas mendasar yang ada di SMK ketinggalan dua generasi dari fasilitas teknologi yang ada di industri. Untuk itu, dia telah mengusulkan pada Kementerian Keuangan untuk memiliki alokasi dana teknologi SMK pada pos Dana Alokasi Khusus (DAK).
Sebelumnya, pemerintah telah meluncurkan Program Pendidikan Vokasi Industri (link and match SMK dengan industri) Wilayah Provinsi Jawa Timur di Mojokerto, pada akhir Februari. Program ini secara resmi diluncurkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut Wapres, sedikitnya ada tigafaktor yang mendorong kemajuan industri, yakni teknologi, modal, dan keahlian.
Kemenperin juga menjajaki kerja sama vokasi dengan sejumlah negara, termasuk Prancis, Swiss, dan Singapura. Airlangga misalnya menyambangi Singapura pada akhir Maret lalu untuk menjalin kolaborasi dengan negara tetangga itu. Bentuk sinergi kedua negara yang akan dilakukan adalah pengembangan sistem pendidikan vokasi dengan konsep dual system, yakni pendekatan pendidikan yang tidak hanya belajar teori, tetapi juga lebih menekankan pada praktek lapangan. Selain itu, kolaborasi ini akan memperluas akses dan kesempatan magang bagi pelajar Indonesia di perusahaan industri di Singapura.